https://www.reqnews.com/

Thursday, 26 December 2019 - 20:30

Duterte Minta Malaysia dan Indonesia Terima Pengungsi Rohingya

Mantan Presiden Filipina - Rodrigo Duterte (Foto: Istimewa)

FILIPINA, REQnews - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte meminta Malaysia dan Indonesia untuk menerima pengungsi Rohingya yang mengindari persekusi di utara provinsi Rakhine di Myanmar. Hal itu diutarakannya pada Senin 24 Desember lalu, sembari mengutarakan solidaritasnya pada kelompok minoritas yang dipersekusi ini.

Ia menekankan keinginannya untuk menerima pengungsi Rohingya di Myanmar. "Saya siap. Saya telah menyampaikan keinginan saya bahwa bila orang-orang Rohingya di Myanmar ingin bermigrasi, saya siap menerima mereka,” kata Presiden yang sering bicara blak-blakan ini di Cotabato.

Dalam pidatonya, Duterte mengatakan, “Kita punya tanah yang luas. Kasihan orang-orang di sana, para Muslim." Ia menjelaskan bhawa orang-orang Rohingya tidak diterima di Myanmar karena agama mereka.

“Mereka berasal dari Sri Lanka, lalu mereka bermigrasi (ke Myanmar)… Namum mereka tidak diinginkan karena orang-orang di sana (Myanmar) beragama Buddha… Mereka (orang-orang Rohingya) adalah Muslim sehingga mereka dieksekusi,” kata Duterte. “Mereka lalu pergi menggunakan perahu ke Australia. Ketika sampai, Australia mendorong mereka kembali (ke Myanmar),” ujarnya.

Duterte kemudian menceritakan bagaimana Filipina menerima pengungsi asal Vietnam yang pergi dari Perang Vietnam dari 1975 sampai 1992. “Kita dulu menerima orang-orang Vietnam, kan? … Di sana, di Palawan,” kata Duterte/

“Biarkan mereka datang ke sini. Mindanao besar, masih banyak wilayah di mana mereka bisa bertani… Mari ajarkan mereka bagaimana bertahan hidup. Kita akan menerima pengungsi Rohingya,” ujar sang presiden.

Duterte kemudian menyerukan pada Malaysia dan Indonesia, di mana keduanya adalah negara dengan penduduk mayoritas Muslim, untuk melakukan hal serupa.

“Mari kita lakukan ini bersama-sama: Malaysia, Indonesia, Filipina,” katanya.

Seruan kemanusiaan dari Presiden Rodrigo Duterte ini datang setelah beberapa hari sebelumnya ia menolak bekerja sama dengan Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) yang ingin meminta pertanggung jawabannya atas ribuan nyawa yang dibunuh dalam rangka perang terhadap narkotika yang dilancarkan Duterte. (Yohan Misero)

Redaktur : Safwan Hadi Rachman