https://www.reqnews.com/

Tuesday, 22 December 2020 - 11:01

Razia Pakai Kaos Rizieq Shihab, Rocky Gerung: Apa Kabar Kaos #gantipresiden

Rocky Gerung  (Foto:Istimewa)

JAKARTA, REQnews - Sebuah video singkat yang menampilkan video razia yang dilakukan pihak kepolisian terhadap para anak muda yang memakai kaos bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS), viral di media sosial.

Terkait hal itu, pengamat Politik Rocky Gerung pun angkat bicara. Menurutnya, seharusnya razia didampingi oleh pisikiater atau psikolog. Rocky menilai, pihak yang merasa khawatir dan risih adalah yang merazia.

"Kan musti jelas siapa yang paranoid. Jadi ini suatu gejala baru bahwa orang mau menikmati sensasi dari mengenakan kaos," kata Rocky, dikutip dari pernyataan di kanal Youtubenya, Senin, 21 Desember 2020.

Dirinya pun teringat peristiwa sebelumnya, yang juga sempat heboh di masyarakat soal kaos dengan tagar ganti presiden. Keadaan ini, sambung Rocky, lantas membuat negara memusuhi kaos HRS. Padahal menurut Rocky, bisa saja kaos dibeli dan dikenakan oleh orang karena fans HRS kemudian dikenakan dalam aksi.

"Ini bangsa tenggelam dalam kekonyolan. Noraknya makin gila," tegasnya. Rocky mengingatkan, HRS saat ini tengah ditahan tetapi seolah-olah masih bebas karena beredarnya kaos, video, dan kutipan-kutipan pidato atau pesan.

"Mungkin perlu ada pendamping sakit jiwa, psikiater khusus di Istana supaya dibersihkan ini gejala-gejala yang membelit. Membuat kita ditertawakan orang, negara-negara tetangga dan dunia melihat gejala semacam ini," ujarnya.

Dia bahkan berkelakar, mungkin nanti Presiden membuat sebuah Perpres larangan menggunakan kaos. "Ajaib lagi nanti itu," sambungnya. Menurut Rocky, kaos HRS menunjukkan kreativitas untuk bisa diproduksi dalam jumlah banyak oleh UMKM.

Dia memprediksi peluang usaha kaos HRS akan laku keras dan menghidupkan ekonomi. Tetapi di sisi lain, ada prinsip bahwa negara tidak boleh kalah. "Kan jadikan sebagai hal yang justru berguna. Tapi hanya bisa dilakukan oleh pemerintah yang masih berguna, kalau pemerintah tidak berguna, ini gejala akhir kekuasaan," kata dia.

Redaktur :