https://www.reqnews.com/

Wednesday, 16 September 2020 - 10:00

Sederet Fakta Ilmu Sirep, Ajian Khas Maling Kampung di Indonesia

Ilustrasi maling

JAKARTA, REQnews - Pernah dengar adanya maling yang melakukan pencurian di rumah menggunakan ilmu sirep? Ya, kalau di kampung-kampung atau pedesaan, ajian yang satu ini sudah sangat populer dipakai.

Sirep diyakini dapat membuat penghuni rumah tertidur pulas. Lalu, maling beraksi sepuasnya tanpa gangguan, dan dijamin tak bakal ketahuan.

Ajian yang satu ini diyakini sebagai bagian dari praktik ilmu hitam. Tapi, benarkah sirep selalu dikaitkan dengan aksi pencurian? Berikut fakta tentang ilmu sirep yang wajib kamu ketahui.

1. Makna

Dalam bahasa Sunda, sirep artinya meredam. Sementara menurut KBBI, sirep berarti mantra yang digunakan agar seseorang tertidur atau tak sadarkan diri.

2. Tanah Kuburan

Sebenarnya banyak cara untuk melakukan ilmu sirep. Konon, yang paling kuat magisnya adalah jika memakai tanah kuburan, dengan cara dilemparkan ke atap rumah orang. Nah, setelah itu, barulah para maling beraksi.

3. Kontroversi

Sirep lebih sering dikaitkan dengan ilmu hitam dan tindakan-tindakan yang menyesatkan. Namun, tak selalunya seperti itu. Cerita-cerita lawas justru menunjukkan, sirep dipakai para pejuang untuk menyusup ke dalam area musuh di tengah perperangan. Jadi, ada sisi positifnya juga ya.

4. Sirep Megananda

Ada salah satu ajian yang dikatakan paling kuat, yakni Sirep Megananda. Syaratnya pun berat, yakni harus puasa mutih selama 21 hari atau 40 hari, ditambah patigeni 3 atau 7 hari. Alkisah, ada yang pernah berhasil menguasai ilmu ini, lalu menculik istri Sunan Muria.

5. Cara Mendapatkan Ilmu Sirep

Banyak cara mendapatkan ilmu ini. Namun, yang paling efektif adalah berguru pada ahlinya. Hanya saja, jika niat mempelajari ajian ini adalah untuk kejahatan, jelas hal itu salah, dan tergolong syirik. Sirep populer di tanah Jawa. Ada yang menyebutnya dari Ngawi, Jawa Timur, ada juga dari wilayah Jawa Barat. Tak ada jejak sejarah yang pasti kapan ilmu ini pertama kali digunakan.

Redaktur : Ryan Virgiawan