Tuesday, 23 March 2021 - 13:30
JAKARTA, REQnews – Kabut duka serentak menyelimuti keluarga besar Adhyaksa di seluruh pelosok Indonesia seiring berita duka meninggalnya mantan Jaksa Agung RI Basrief Arief, pada Selasa 23 Maret 2021.
Perasaan duka yang mendalam itu juga dirasakan Chuck Suryosumpeno, jaksa yang sempat mengalami kriminalisasi oleh Jaksa Agung Prasetyo hingga harus mendekam di tahanan. "Bagi saya, Bapak adalah sosok yang mampu menempatkan diri sebagai ‘orang tua’ bagi seluruh Adyaksa," jelas Chuck pada REQnews.com.
Banyak hal luar biasa yang dilakukan seorang Basrief Arief yang selalu lekat dalam ingatan Chuck saat masih menjadi jaksa. Salah satunya ketika Chuck harus berangkat ke Belanda untuk menjalani pelatihan pemulihan aset.
"amun ternyata karena undangan pelatihan tersebut mendadak dan datang di bulan Desember maka Biro Keuangan Kejagung agak sulit mencarikan pembiayaannya. "Saya menghadap Jaksa Agung Basrief Arief untuk mengusulkan agar pelatihannya ditunda saja. Namun, beliau malah meminta kami tetap berangkat dan membuka dompetnya mengulurkan uang pribadi," kenang Chuck.
Saat itu, almarhum berpesan kepada mantan Kepala Pusat Pemulihan Aset Kejagung. "Chuck, negara ini sudah sangat membutuhkan praktisi pemulihan aset, berangkat saja dan pelajari ilmunya secara maksimal. Jangan minta ditunda karena kita akan dianggap tidak komit. Gak apa-apa kamu ngirit-ngirit ya, ini ada sedikit uang untuk tambahan nutupin biayanya," ucap Chuck menirukan pesan Basrief saat itu.
Itulah sosok Basrief Arief yang luar biasa di mata seorang Chuck, “Maka tak aneh bila tiba-tiba beliau berkunjung ke rutan Salemba cabang Kejagung untuk sekedar menengok saya," ujar pakar pemulihan aset Indonesia tersebut mengakhiri wawancara.
Diberitakan sebelumnya, Jaksa Agung Basrief Arief dikabarkan meninggal dunia pada Selasa 23 Maret 2021 pukul 10.00 WIB. "Kejaksaan Republik Indonesia berdukacita atas berpulangnya ke hadirat Allah SWT Bapak Basrief Arief," ucap Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Leonard Eben Ezer Simanjuntak.
Basrief Arief merupakan Jaksa Agung yang menjabat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia memimpin Kejaksaan pada 26 November 2010 hingga 20 Oktober 2014. Redaksi REQnews pun ikut berduka dengan berpulangnya Basrief ke rahmatullah.
Banyak prestasi yang digoreskan pria kelahiran di Tanjung Enim, Sumatra Selatan, 23 Januari 1947 untuk institusi kejaksaan semasa hidupnya.
Ya, dia adalah Jaksa Agung yang mulai menjabat pada tanggal 26 November 2010 hingga 20 Oktober 2014, dengan Darmono dan Andhi Nirwanto sebagai Wakil Jaksa Agung. Basrief Arief adalah anak dari pasangan Bagindo Bachtiar Arief dan Siti Aminah, orang Minangkabau yang berasal dari Padang Pariaman yang merantau ke Muara Enim, Sumatra Selatan. Ia adalah anak pertama dari sepuluh orang bersaudara. Ayah Basrief merupakan salah satu pejabat di PN Tambang Arang Bukit Asam sampai dengan wafatnya.
Basrief menikah dengan Asminar yang berasal dari Pekanbaru, Riau, dan dikaruniai tiga orang anak (Abraham Arief, Barnal Arief, dan Elfira Arief) serta empat orang cucu. Sebelum menjadi jaksa, dia adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Andalas dan Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran. Berbagai pendidikan kedinasan yang ditempuhnya setelah bergabung dengan Kejaksaan Agung, antara lain pendidikan-pendidikan Susdas Wira Intel (1987), Trampil Jaksa Pidum (1988), Spadya (1990), Penyelundupan (1992), Sespanas (1995), Lemhanas (1991), serta Perjanjian RI-Prancis (2003) di Prancis.
Ia mengawali kariernya sebagai Asisten Pidum Kejaksaan Tinggi Jakarta, kemudian sebagai Staf Ahli Kejaksaan Agung RI, Kepala Biro Umum, dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jakarta. Dalam kariernya ia pernah pula menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Belawan, kemudian menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Cibinong, dan Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat. Basrief adalah Wakil Jaksa Agung pada tahun 2005 hingga saat pensiunnya pada Februari 2007.[butuh rujukan]
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Basrief Arief sebagai pengganti Jaksa Agung Hendarman Supandji yang telah habis masa jabatannya. Basrief dilantik di Istana Negara pada Jumat, 26 November 2010.
Nama Basrief Arief banyak disebut-sebut sejak tahun 2000 ketika ia menjabat sebagai Kepala Bagian Humas Kejaksaan Agung, yang kemudian juga berkembang seiring jabatannya Jaksa Agung Muda Intelijen. Dalam jabatan tersebut, Basrief pernah menjadi Ketua Tim Terpadu Pencari Terpidana dan Tersangka Perkara Tindak Pidana Korupsi, atau lebih populer disebut Tim Pemburu Koruptor.
Kasus kakap yang pernah ditanganinya antara lain kasus manipulasi pajak Asian Agri, kasus korupsi Indosat Mega Media dan korupsi bioremediasi (pemulihan lahan eks tambang) PT Chevron Pacific Indonesia.
Saat menjadi Jaksa Agung, Basrief pernah menyatakan pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia meningkat tajam. Namun masih banyak buronan kasus korupsi yang belum tertangkap para penegak hukum.
Sebab itulah, Basrief menyebut para penegak hukum harus bekerja lebih. Ia menegaskan dirinya lebih memilih menyerahkan jabatan kepada junior-juniornya, ketimbang memimpin kembali Korps Adhyaksa yang telah diembanya selama 4 tahun sejak 26 November 2010.
Disinggung kesediannya untuk dipilih apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) memintanya, Basrief mengungkapkan bahwa hal itu hak progreratif Presiden yang akan umumkan Jaksa Agung baru. "Waktu dekat Pak Presiden sudah bisa umumkan Jaksa Agung yang baru, yang pasti bukan Basrief lagi," ujar dia.
Sebab, dirinya telah memasuki masa pensiun mengingat usianya telah menginjak 68 tahun. Da berharap kejaksaan akan dipimpin oleh sosok yang lebih muda.
"Yang pasti bukan Basrief lagi. Usia saya hampir 68 tahun, kondisi juga semakin menurun, masih ada junior saya yang masih muda dan lebih energik," ujarnya.
Mantan Kapuspenkum dan Wakil Jaksa Agung ini berharap para staf yang baru dapat lebih terbuka pada informasi yang dimiliki. "Para Jaksa Agung Muda mendatang, melalui Pusat Penerangan dan Hukum, dapat memberikan informasi aktual kepada awak media. Semoga semua (informasi) dapat dikomunikasikan dengan baik," kata Basrief.
Redaktur : Ryan Virgiawan