JAKARTA, REQnews - Sate biasanya terbuat dari daging sapi, kambing dan ayam. Namun bagaimana jika bahan dasarnya berasal dari hama yang sering mengganggu hasil perkebunan atau sawah.
Sate Emprit. Kedengarannya memang lucu. Bagi sebagian orang, kata emprit diartikan sedikit. Tapi bukan itu yang akan dibahas. Ihwal adanya kuliner sate emprit itu karena berasal atau terbuat dari burung emprit.
Hewan bersayap bertubuh kecil yang sering dianggap hama oleh para petani. Sampai pada akhirnya, seorang guru SDN 1 Gurah, Kabupaten Kediri, yaitu Darmianto, merubah hama ini menjadi makanan lezat. Burung yang ukurannya tergolong kecil ini dibuat menjadi sate.
Karena ukuran yang kecil inilah, maka sangat pas jika ditusuk menggunakan tusukan bambu yang biasa digunakan untuk sate pada umumnya.
Awalnya, Darmianto menjual burung-burung emprit dengan cara diwarnai agar lebih menarik. Namun lama kelamaan burung yang dijualnya cepat mati. Hingga akhirnya ia beralih ide. Burung-burung ini diolah menjadi sate.
Jangan khawatir, daging burung yang digunakan bukanlah yang sudah menjadi bangkai. Burung-burung ini ditangkap langsung dan disembelih layaknya unggas yang dijual dipasaran. Jadi terjamin kehalalannya.
Cara membuat sate burung emprit ini cukup sederhana. Daging yang sudah dibersihkan dicampur dengan garam, penyedap rasa, kacang dan kecap, sehingga rasa makanan ini semakin lezat saat disantap.
Lalu bagaimana dengan rasanya? Sekilas rasa daging burung ini mirip dengan daging ayam, namun lebih gurih. Jika Anda berkunjung ke Kediri, jangan lupa mencicipi kuliner ini.
Harganya cukup terjangkau. Mulai dari Rp 10 ribu, Anda sudah bisa menikmati satu porsi makanan ini. Warung sate ini berada di sekitar kawasan Monumen Simpang Lima Gumul Kediri.

Sate Emprit, Rasanya Menggigit Tak Perlu Keluar Banyak Duit

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi