Pulau Sabang meninggalkan kenangan yang sangat membekas. Lautnya yang indah dengan pesona dasar laut yang menganggumkan merupakan tempat diving dan snorkeling yang menyenangkan. Pulau Sabang juga sering disebut Pulau Weh, selain itu Pulau ini juga dikenal dengan julukan Poin Titik Nol Kilometer Indonesia. <img style="width: 939px;" src="https://photo.reqnews.com/images/627cb03f3d4d0561925ea42bfec62f17.jpg"> Untuk menuju Sabang dari Banda Aceh kami menyeberang dari pelabuhan Ulee lheu menggunakan kapal cepat dengan jarak tempuh 45 menit, bila membawa kendaraan sendiri tersedia juga kapal Ferry dengan waktu tempuh 2 (dua) jam. Di dalam kapal terdapat karoke bagi penumpang yang ingin menikmati perjalanan sambil mendengarkan music dan bernyayi, tapi saya lebih memilih berpanas-panasan di bagian kapal yang terbuka sambil merasakan hembusan angin laut dan memandang laut lepas. Sesampainya di Pelabuhan Balohan Sabang, kami segera menuju hotel yang cukup di kenal di daerah tersebut yaitu Anoi Itam Resort. Perjalanan menuju hotel sangatlah indah, jalan yang berbukit, namun jalan-jalan raya yang kami lalui cukup bagus, sehingga meski lumayan jauh tidak membuat kita merasa lelah. Sampai di hotel, tadinya berniat akan langsung beristirahat, tapi suasana dan pemandangan yang disuguhkan sayang untuk dilewatkan. Dari sudut mana pun di hotel ini, alamnya terlihat indah. Apalagi saat itu hari menjelang sore, sambil menikati secangkir teh hangat, tak lepas mata memandang alam sekitar yang menyajikan keelokan. Hamparan ombak dengan suaranya yang merdu, dan dari kejauhan perahu-perahu nelayan terlihat berwarna-warni dan semakin mendekat.<img style="width: 939px;" src="https://photo.reqnews.com/images/96c3f3d5c64a3295a99021026c0c4e3d.jpg"> Hari ke dua di Sabang, kami ingin segera mengeksporasi segala keindahan di Pulau Weh ini. Tujuan kami hari ini adalah menuju Tugu Kilometer Nol. Di Indonesia ada dua Kilometer nol, yaitu di ujung barat Indonesia (Sabang) dan paling timur di Merauke (Papua). Untuk menuju Tugu Kilometer Nol, kami harus melewati jalan-jalan berkelok tajam. Tak jarang mobil kami berhenti karena berdiri monyet di tengah jalan, monyet-monyet ini keluar dari hutan yang letaknya di pinggir jalan, semua ini menjadi pemandangan yang mengasyikan bagi kami. Akhirnya sampai juga di ujung barat Indonesia, kami pun mendapatkan piagam pengharaan sebagai pengunjung kesekian yang sampai ke Kilomenter Nol.<img style="width: 939px;" src="https://photo.reqnews.com/images/0e5d5f743f4cf6161083eab91e1006f2.jpg"> Setelah dari Kilometer Nol, kami segera menuju pantai Iboih, terik matari yang dari tadi telah membuat keringat bercucuran terobati dengan melihat hamparan laut yang biru. Tujuan kami berikutnya adalah menyeberang ke Pulau Rubiah, yang dikenal dengan taman lautnya yang indah. Dulunya Pulau ini merupakan asrama jamaah haji sebelum diberangkatkan ke Mekkah. Menuju Pulau Rubiah kita harus menyewa kapal, dengan menggunakan kapal kecil bermesin kami pun segera menyeberang. Begitu beningnya air laut hingga pemandangan bawah laut bisa kita lihat dari atas kapal. Akhinya sampai juga kami di Pulau Rubiah, pulau ini tidak perpenghuni, tapi Anda tak perlu takut kelaparan karena ada penduduk dari seberang yang membuka restoran, tentu saja dengan menu yang sederhana. Hamparan pasir putih di sinari matahari menjelang sore sungguh pemandangan yang indah, kami pun menikmati kelapa muda sambil menunggu matahari tenggelam (sunset), bagi yang ingin snorkeling bisa langsung menikmati pemandangan laut yang indah, saya sendiri memilih merebahkan tubuh di ayunan jaring yang diikat di antara dua batang pohon. Sambil menunggu matahari terbenam, hembusan angin membuat mata tak tahan untuk tertutup sejenak.

Menikmati Pesona Sabang yang Eksotik

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi