JAKARTA, REQnews -&nbsp;Sebuah artikel yang terbit di situ&nbsp;WSJ pada Rabu 11 Desember 2019 berjudul 'How China Persuaded on Muslim Nation to Keep Silent on Xianjiang Camps', memuat tuduhan tiga organisasi Islam Indonesia, yakni Muhammadiyah, NU dan MUI menerima suap Cina untuk bungkam soal Muslim Uighur.
Merespons fitnah itu, Muhammadiyah menepisnya dengan menegaskan sikap ormas Islam sudah jelas, yakni amar makruf nahi mungkar atau mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran.
"Cina menyuap Muhammadiyah, NU dan MUI? Bagaimana caranya?" kata Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas di Jakarta, Jumat 13 Desember 2019.
Anwar menyebut, jika tindakan Pemerintah Cina itu baik, tentu didukung. Tapi, jika zalim kepada rakyat Uighur maka sikap dari ormas Islam seperti Muhammadiyah sudah jelas.
Lagipula, Muhammadiyah mengutuk sikap dan tindakan Pemerintah Cina terhadap umat Islam Uighur. Hal itu juga berlaku bagi Amerika Serikat yang zalim terhadap rakyat Afghanistan dan Palestina.
Anwar menegaskan, MUI dan Muhammadiyah cinta damai juga keadilan. Meskipun seribu kali Pemerintah Cina mengundang MUI dan Muhammadiyah untuk datang ke Cina, sikap terhadap Uighur tidak akan berubah.
"Maka selama Pemerintah Cina tidak bisa menghormati hak-hak beragama dari rakyat Uighur, MUI dan Muhammadiyah akan tetap bersuara dengan lantang melawannya," ujarnya. (Ryv)

Benarkah Muhammadiyah Terima Suap Cina untuk Bungkam Soal Uighur?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi