JAKARTA, REQNews - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah berjanji untuk melanjutkan pemeriksaan pendahuluannya kepada dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Hal ini sehubungan dengan perang terhadap narkoba meskipun negara itu menarik diri dari ICC. Demikian Inquirer.net memberitakan reaksi ICC terhadap keluarnya Filipina dari lembaga ini. "Pemeriksaan pendahuluan yang independen dan imparsial dari kantor saya terhadap situasi di Filipina terus berlanjut,” ujar jaksa ICC Fatou Bensouda Selasa (19/3/2019) pagi waktu setempat dalam sebuah postingan di akun Twitter Pengadilan Kriminal Internasional.<img src="https://photo.reqnews.com/images/0b1922c924f934014f92acd85ecd325e.jpg" style="width: 590px; float: none;"> Pengadilan yang bermarkas di Den Haag itu telah meluncurkan "pemeriksaan pendahuluan" atas tuduhan terhadap Duterte atas kejahatan terhadap kemanusiaan pada Februari 2018, menyusul peninjauan sejumlah komunikasi yang mendokumentasikan dugaan kejahatan tersebut. Setelah sebulan, Duterte mengumumkan penarikan negara itu dari Statuta Roma, perjanjian yang membentuk ICC, yang mulai berlaku pada hari Minggu (17/3/2019). Bensouda menekankan bahwa ICC terus menjalankan yurisdiksi atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan selama periode negara tersebut merupakan negara pihak pada Statuta Roma. “Berdasarkan Pasal 127.2 Statuta dan berdasarkan keputusan yuridis ICC sebelumnya dalam situasi di Burundi, Pengadilan mempertahankan yurisdiksinya atas kejahatan yang dilakukan selama negara menjadi bagian dari Statuta dan dapat menjalankan yurisdiksi ini bahkan setelah penarikan menjadi efektif, ”katanya. Namun, baru-baru ini, Istana berjanji untuk menolak masuknya pejabat ICC di negara itu sebagai penyelidik. (Prazz)

Filipina Keluar, ICC tetap Lanjutkan Penyelidikan Terhadap Duterte

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi