JAKARTA, REQnews -&nbsp;Badan Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB melaporkan, sebanyak 235 ribu warga telah meninggalkan wilayah Idlib, setelah serangan udara dari pasukan pemerintah Suriah dan Rusia menghantam benteng utama kelompok pemberontak di kawasan tersebut.
Pergerakan 235 ribu pengungsi itu terjadi dalam dua pekan terakhir, yakni pada 12 hingga 25 Desember 2019. Kini, situasi di Idlib tampak nyaris seperti kota mati yang tak ada aktivitasnya.
"Dengan eskalasi kekerasan terbaru di Suriah barat laut, warga sipil di Idlib menderita akibat konsekuensi permusuhan," ujar OCHA dalam pernyataan resminya.
Pertempuran antara pemerintah dan pemberontak telah meningkatkan arus pengungsi dari Maaret al Numan dan Saraqeb, bagian pusat Idlib. Mereka bergerak terpisah, sebagian melarikan diri ke utara, ke Afrin dan Al Bab di Provinsi Aleppo, mencari perlindungan di wilayah yang telah diambil kembali oleh pemerintah Bashar Al Assad.
Mengutip&nbsp;Aljazirah,&nbsp;Jubir Regional PBB untuk Krisis Suriah David Swanson mengatakan, sebanyak 80 persen pengungsi merupakan wanita dan anak-anak. Menurutnya, jumlah orang yang melarikan diri di Suriah telah meningkat.
"Dari akhir April hingga akhir Agustus di mana lebih dari 400 ribu orang telah terlantar. Apa yang kita miliki adalah krisis pemindahan di atas krisis pemindahan lain," kata Swanson. (ryv)

Idlib Suriah Jadi Medan Tempur, PBB: 235 Ribu Warga Terpaksa Mengungsi

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi