JAKARTA, REQNews - Regulator Uni Eropa telah mendenda perusahaan teknologi Google sebesar hampir 1,7 miliar Dollar karena telah menyalahgunakan peran dominannya dalam iklan online. Ini merupakan pinalti anti monopoli terbesar ketiga yang pernah mereka berikan kepada raksasa internet sejak 2017. Dalam putusan terbaru ini, Google dan perusahaan induk Alphabet ditemukan melanggar regulasi Uni Eropa dengan memberlakukan klausul pembatasan dalam kontrak dengan situs yang menggunakan AdSense.&nbsp; “Hal ini mencegah para pesaing Google dari menempatkan iklan mereka di situs-situs itu,” ujar salah seorang komisioner kompetisi Uni Eropa, Margrethe Vestager, Rabu (20/3/2019). “Google menyalahgunakan dominasinya untuk menghentikan situs menggunakan perantara lain selain dari platform AdSense,” kata Vestager dalam konferensi pers saat dia menguraikan hasil dari penyelidikan jangka panjang. Layanan AdSense Untuk Pencarian memungkinkan Google bertindak sebagai perantara antara pengiklan dan pemilik situs yang ingin menghasilkan uang dengan menjual ruang untuk iklan. AdSense memungkinkan situs penerbit seperti surat kabar dan blogger untuk menempatkan iklan teks di situs mereka, dengan konten iklan berdasarkan hasil dari fungsi pencarian di situs mereka. Komisi itu mengatakan, Google memiliki 70 persen pasar Eropa untuk “intermediasi pencarian iklan online.” Microsoft mengajukan keluhan kepada Uni Eropa pada 2009 tentang layanan Google dan Komisi secara resmi meluncurkan penyelidikannya pada 2016. Padahal saat itu Google telah membuat beberapa perubahan untuk memberi pelanggan lebih banyak kebebasan untuk menampilkan iklan yang bersaing. Google "mencegah para pesaingnya untuk memiliki kesempatan berinovasi dan bersaing di pasar berdasarkan kemampuan mereka. Pengiklan dan pemilik situs, mereka memiliki lebih sedikit pilihan dan kemungkinan menghadapi harga yang lebih tinggi yang akan diteruskan ke konsumen,” kata Vestager seperti dikutip dari The Press Herald. Tahun lalu, Vestager menghantam perusahaan itu dengan rekor denda 5 miliar Dollar setelah penyelidikan ke dalam sistem operasi Android-nya. Pada 2017, dia menampar Google dengan denda 2,7 miliar Dollar atas kasus yang melibatkan hasil pencarian belanja online-nya. Wakil Presiden Senior Urusan Global Google, Kent Walker, mengatakan, perusahaan menyetujui bahwa "Pasar yang sehat dan berkembang adalah kepentingan semua orang." “Kami telah membuat berbagai perubahan pada produk kami untuk mengatasi keprihatinan komisi. Selama beberapa bulan ke depan, kami akan membuat pembaruan lebih lanjut untuk memberikan lebih banyak visibilitas kepada para pesaing di Eropa,” ujarnya dalam sebuah pernyataan. Google, yang mengajukan banding atas kedua kasus sebelumnya, mengatakan, sebelum pengumuman hari Rabu, bahwa mereka telah melakukan perbaikan yang disyaratkan oleh komisi.&nbsp; Perusahaan mengatakan dalam sebuah postingan di blog bahwa ia membuat beberapa perubahan pada hasil belanja. Perubahan ini juga akan mulai menanyakan kepada pengguna ponsel Android, baik yang baru maupun yang sudah menggunakan, di Eropa apakah mereka ingin menggunakan layanan pencarian atau browser seluler lain. Kasus Google ini menyoroti bagaimana Uni Eropa telah memimpin dalam mempromosikan regulasi yang lebih keras terhadap perusahaan teknologi besar. Selain menindak pelanggaran antimonopoli oleh perusahaan multinasional seperti Microsoft dan Intel, Uni Eropa juga menerapkan aturan privasi data yang lebih keras yang memengaruhi Facebook dan perusahaan media sosial lainnya. (Prazz)

Google Didenda 1,7 miliar Dollar di Eropa

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi