JAKARTA, REQnews - "Saya dipukul, saya dipukul!". Teriakan Kivlan Zein itu sontak bikin geger Rumah Sakit Adhyaksa&nbsp;Kejaksaan Agung.
Isu pemukulan Kivlan&nbsp;oleh oknum dokter di RS kejaksaan ini viral di media sosial lewat sebuah video yang diunggah&nbsp;di Youtube. Video itu menampilkan kesaksian Kivlan&nbsp;di depan sejumlah orang.
Video itu diduga diambil sebelum Kivlan menjalani persidangan&nbsp;di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat beberapa hari lalu.
"Saya mau berobat, bulan Agustus-September, saya enggak dikasih berobat, sama dokternya Kejaksaan saya dipukul terjatuh saya, karena saya minta berobat, enggak dikasih saya berobat. Namanya si dokter Wennas, di rumah sakit Kejaksaan di Jakarta Timur, saya dipukul karena saya mau minta berobat," kata Kivlan&nbsp;dalam video tersebut.
Tak hanya dipukul, Kivlan menyebut dirinya dipaksa untuk mengakui kasus kepemilikan senjata api (senpi) ilegal dan peluru tajam. Ia juga&nbsp;mengklaim ada Jaksa yang akan meringankan hukumannya apabila mengakui dakwaan.
Menanggapi tudingan terdakwa kasus kepemilikan senjata api ilegal tersebut, pihak Kejaksaan Agung membantahnya.
"Kivlan bilang 'saya dipukul, saya dipukul' tersangka Kivlan berteriak. Tim dokter kejaksaan bilang tidak terjadi apa-apa. Jadi tidak ada pemukulan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Hari Setiyono dalam jumpa pers di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat 31 Januari 2020.
Isu pemukulan itu merujuk pada peristiwa 2 September 2019 lalu. Kala itu, Kivlan mengajukan pemeriksaan&nbsp;agar dapat dirujuk ke rumah sakit.
Isu pemukulan mencuat saat dokter yang memeriksa Kivlan&nbsp;telah selesai membuat hasil pemeriksaan sementara.&nbsp;Saat itu dokter&nbsp;menyatakan kondisi Kivlan tidak&nbsp;gawat darurat sehingga perlu di rujuk ke RS.
"Ketika mau pergi, dokter kembali karena ada tas yang tertinggal sehingga kembali ke ruang pemeriksaan. Ketika sambil membawa kertas, masuklah ketemu dengan tersangka (Kivlan) langsung dicabut kertas, direbut dari Dokter Wennas, refleks (dokter mencoba bertahan)," kata dia.
Hari menuturkan saat perebutan surat, hanya&nbsp;ada&nbsp;seorang dokter, Kivlan, serta dua penasehat hukumnya dalam ruangan.
Sejauh ini belum ada&nbsp;bukti dari pernyataan Kivlan&nbsp;yang mengklaim mengalami pemukulan, maupun dari&nbsp;pernyataan bantahan pihak Rumah Sakit Adhyaksa&nbsp;Kejaksaan Agung.
Dari Kejagung belum dapat memastikan apakah ada CCTV&nbsp;yang merekam peristiwa saat itu. Sementara dari pihak Kivlan&nbsp;tidak melakukan pemeriksaan visum.
Kelanjutan perkara ini pun masih belum dipastikan. Namun Hari menyebut sengaja mengeluarkan bantahan untuk meluruskan kabar sepihak yang telah beredar lebih dulu.

Viral Kivlan Zein Ngaku Dipukul Dokter RS Adhyaksa, Jawaban Kejagung Mengejutkan!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi