JAKARTA, REQnews -&nbsp;Presiden AS Donald Trump mulai melakukan aksi balas dendam setelah dirinya lolos dari pemakzulan. Dua pejabat tinggi AS yang mendukung pemakzulan, yakni Letkol Alexander Vindman dan Dubes AS untuk Uni Eropa Gordon Sondland dipecat Trump secara sepihak.
Padahal, peran Vindman selama ini sebagai pakar di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih sudah mendunia. Ia terpaksa dikawal keluar dari kantornya, karena mengaku telah mendukung pemakzulan presiden.
Berselang beberapa jam kemudian, giliran Sondland yang mengaku dirinya dipecat Trump dari posisi Duta Besar AS untuk Uni Eropa. Keduanya diketahui menjadi saksi dalam sidang pemakzulan oleh Senat AS.
Trump mengatakan dirinya marah besar dengan Demokrat dan pejabat pemerintah yang terlibat dalam penyelidikan pemakzulan, bahkan setelah dia dibebaskan pada Rabu lalu.
"Anda pikir saya seharusnya senang dengannya? Tidak, saya tidak senang dengannya," kata Trump, Jumat 7 Februari 2020.
Vindman bersaksi pada November 2019 bahwa dia tidak dapat meyakini apa yang didengar. Saat itu agenda persidangan adalah mendengarkan panggilan telepon 25 Juli antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang menjadi fokus penyelidikan.
Trump meminta Zelensky untuk melakukan penyelidikan terhadap saingan dari partai Demokrat Joe Biden dan teori yang didiskreditkan bahwa Ukraina, bukan Rusia, berkolusi dengan Demokrat untuk mencelakakan Trump dalam pemilihan presiden AS 2016.
Sementara Sondland dari Partai Republik dan pengusaha perhotelan Oregon yang menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Uni Eropa, bersaksi bahwa dia mengikuti perintah Trump ketika dia mendorong para pejabat Ukraina melakukan penyelidikan yang dicari oleh presiden.
&nbsp;

Dukung Pemakzulan, Dua Pejabat Top AS Dipecat Trump

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi