JAKARTA, REQnews - Komisi Pemberantasan Korupsi (<a href="Komisi_Pemberantasan_Korupsi_Republik_Indonesia">KPK</a>) meminta bantuan 17 profesor menjadi penyuluh antikorupsi.
Profesor tersebut berasal dari berbagai latar belakang keilmuan dari sembilan perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Untuk membekali para guru besar tersebut dengan pengetahuan soal pemberantasan korupsi, mereka harus mengikuti pelatihan selama tiga hari sejak Kamis 16 April 2020, Jumat 17 April dan berakhir pada Senin 20 April 2020.
Baca Juga: <a href="https://www.reqnews.com/news/15390/apes-lolos-dari-jambret-ibu-ini-dirampok-orang-yang-menolongnya">Apes! Lolos dari Jambret, Ibu Ini Dirampok Orang yang Menolongnya</a>
"Mereka akan diberi pembekalan oleh fasilitator yang merupakan penyuluh antikorupsi jenjang utama," ujar Plt juru bicara KPK bidang Pencegahan Ipi Maryati Kuding, Jumat.
Ke-17 profesor tersebut berasal dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, Universitas Soedirman, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Jambi, Universitas Siliwangi, dan Universitas Palangka Raya.
Saat ini, tercatat sudah ada 824 penyuluh antikorupsi yang bersertifikat Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan asesor berjumlah 45 orang.
&nbsp;

Sosialisasikan Antikorupsi, KPK Minta Bantuan 17 Profesor

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi