JAKARTA, REQNews &ndash; Isu praktik mafia alat kesehatan (Alkes) dilakukan oleh perusahaan farmasi sempat menjadi perbincangan publik setelah<a href="https://www.reqnews.com/news/15504/erick-thohir-copot-refly-harun-dari-jabatan-komut-pelindo-i" title="Erick Thohir Copot Refly Harun dari Jabatan Komut Pelindo I"> Menteri BUMN, Erick Thohir,</a> menyindir hal tersebut. Namun, Holding BUMN sektor farmasi membantah isu tersebut.
&ldquo;Kita tidak mungkin melakukan itu,&rdquo; kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR secara virtual, hari ini, 21 April 2020.
Basyir mengatakan, BUMN memiliki dua fungsi yakni agent of development dan perusahaan yang dituntut untuk memperoleh keuntungan. Namun, dalam kondisi pandemi COVID-19, Basyir menyebut BUMN mementingkan fungsi agent of development.
Misalnya, Kimia Farma masih menjual masker dengan harga Rp2.000 per pcs saat beberapa pengusaha memilih menjual dengan harga lebih. Basyir mengklaim langkah itu untuk memastikan masyarakat mendapat suplai masker yang cukup.
Kendati begitu, BUMN saat ini hanya sebagai distributor masker, belum menjadi produsen. Dalam menyuplai kebutuhan alkes yang belum mereka produksi sendiri, BUMN bertransaksi langsung dengan pabrikan untuk menghindari praktik mafia.
&ldquo;Tapi kami pastikan bahwa BUMN farmasi tidak melakukan itu (praktik mafia),&rdquo; ucap Basyir.
&nbsp;

Tentang Mafia Alkes, Tudingan Erick Thohir Dibantah Dirut Bio Farma

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi