JAKARTA, REQNews - Selain tidak adanya hal baru dalam permohonan praperadilan yang diajukan Romahurmuziy, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menunjukkan ketidakpahaman Romy terhadap perbedaan suap dan tindak pidana korupsi. "Beberapa diantaranya bahkan kami pandang pemohon tidak memahami secara tepat beda pasal suap dengan pasal tipikor dengan kerugian keuangan negara," kata Febri, Jumat (12/4/2019).Hal ini menjadikan KPK menilai permohonan yang diajukan Romy lemah.&nbsp; KPK juga mengungkapkan tiga point dalam praperadilan dari Romy. Pertama, Romy merasa tidak mengetahui perihal tas kertas yang berisi uang. Kedua, Romy permasalahkan penyadapan KPK. Ketiga, Romy menilai pasal suap tidak bisa dikenakan pada kasusnya karena tidak ada kerugian negara. “RMY (Romy) memandang pasal suap tidak bisa digunakan karena tidak ada kerugian negara. Padahal seharusnya, menurut RMY, KPK hanya bisa memproses kasus dengan kerugian negara Rp 1 miliar lebih. Penetapan tersangka RMY tidak didahului penyidikan terlebih dahulu," ujar Febri.Sebelumnya menanggapi pengajuan praperadilan oleh Romy, pada Rabu (10/4/2019), KPK sudah menyatakan akan menghadapi Romy di praperadilan. "KPK pasti akan menghadapi praperadilan tersebut apalagi kami yakin dengan proses tangkap tangan yang dilakukan bukti-bukti yang ada dan juga proses di penyidikan yang sudah dilakukan," kata Febri. (Prazz)

Tak Bisa Bedakan Suap dan Korupsi, KPK: Permohonan Praperadilan Romy Lemah

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi