JAKARTA, REQnews - Sebanyak 276 warga negara Indonesia yang mengikuti kegiatan Jamaah Tabligh di India telah diperiksa polisi dengan tuduhan melanggar aturan karantina dan peraturan imigrasi selama pandemi Covid19 di India. Pemerintah Indonesia kesulitan menanganinya.
"Ini bukan situasi yang mudah, meskipun Presiden Jokowi sudah membicarakan masalah ini dengan PM Narendra Modi dan Saya juga membicarakannya dengan menteri luar negeri India," ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang dikutip Kamis 7 Mei 2020.
Menurut Retno jumlah warga negara Indonesia yang mengikuti Jemaah Tabligh di India sebanyak 727 orang dan pada 5 Mei sebanyak 276 di antaranya dilaporkan ke polisi karena melanggar aturan karantina dan imigrasi.
Sementara sebanyak 138 orang di antaranya kini berada di tahanan peradilan India. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan 10 WNI anggota Jamaah Tabligh, yang sempat ditahan kepolisian India, sudah dibebaskan.
Mereka dipenjara karena masalah visa dan ketentuan karantina wilayah yang sedang diterapkan di negara itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah mengatakan, masalah hukum 10 WNI anggota Jamaah Tabligh itu diselesaikan dengan membayar denda.
Acara Jemaah Tabligh itu digelar di India bertepat dengan merebaknya wabah Covid19 yang disebarkan virus corona. Untuk menghentikannya Pemerintahan Modi menerapkan lockdown nasional terhadap negeri berpenduduk 1,3 miliar orang itu.

Ratusan WNI Diperiksa Polisi India dengan Tuduhan Langgar Karantina

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi