JAKARTA, REQnews - Untuk menyelidiki dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kapal Long Xing 629 Bareskrim Polri berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Hal itu untuk membongkar keteribatan syahbandar setempat.
Hal tersebut untuk mengonfirmasi pengurusan pembuatan hingga pencetakan buku pelaut para anak buah kapal (ABK).
"Buku pelaut milik 14 ABK Long Xing itu telah disita Bareskrim sebagai barang bukti," ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Ferdy Sambo di Jakarta, Senin 11 Mei 2020.
Bareskrim juga akan mengonfirmasi maskapai penerbangan internasional yang memberangkatkan ABK tersebut ke Busan Korea Selatan dari Jakarta.
Jika ditemukan indikasi bahwa pemberangkatan 14 ABK dilakukan tidak sesuai prosedur yang berlaku, perusahaan yang memberangkatkan akan dijerat hukum.
Sekarang tahapnya masih penyelidikan. Jika terbukti mereka yang terlibat akan dikenakan Undang-Undang Pekerja Migran Indonesia Pasal 81 dan TPPO Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007.
Sebanyak 14 warga negara Indonesia yang bekerja sebagai ABK Kapal Long Xing 629 sudah selesai diperiksa polisi. Pemeriksaan dilakukan Sabtu 9 Mei 2020 di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC)&lrm; Jakarta.
Kasubdit III Dit Tipidum Bareskrim Polri Kombes Pol. John Weynart Hutagalung menambahkan bahwa tim Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) memeriksa para saksi tersebut dengan menggunakan alat Pelindung Diri (APD) lengkap untuk mengantisipasi penularan COVID-19.
Dalam video yang dirilis oleh kanal berita televisi berbahasa Korea, MBC, Selasa 5 Mei 2020, terungkap dugaan pelanggaran HAM pada sejumlah ABK Indonesia yang bekerja di kapal ikan Long Xing 629.

Bareskrim Bakal Sidik Syahbandar Ungkap TPPO pada 14 ABK Long Xing

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi