NEW YORK, REQnews - Di tengah pandemi corona (<a href="https://www.reqnews.com/search?q=covid-19">Covid-19</a>) yang mewabah di hampir seluruh dunia, banyak orang yang mencoba mencari 'kesempatan dalam kesempita'. Banyak oknum penimbun<a href="https://www.reqnews.com/search?q=masker"> masker</a> yang menjamur.
Dan, seperti pepatah 'Apa yang Kau Tanam, Itu yang Akan Kau Tuai', banyak penimbun masker yang kena 'azab' hukum. Seperti yang dialami Richard Schirripa, warga asal New York, Amerika Serikat.
Pria 66 tahun ini harus berurusan dengan hukum karena menimbun masker N95 dalam jumlah banyak untuk dijual lagi. Parahnya, masker tersebut dia jual dengan harga dua kali lipat lebih tinggi.
Seperti dikutip dari Insider, Jumat 29 Mei 2020, Richard yang sehari-harinya bekerja sebagai apoteker iru awalnya membeli masker seharga USD 200 ribu atau sekitar Rp 2,9 miliar tak berapa lama sebelum virus Corona menyerang Amerika.
Richard ditangkap setelah dia menjual 16 kotak masker N95 kepada polisi yang menyamar sebagai pembeli. Masker tersebut dijualnya seharga USD 2,690 atau sekitar Rp 39,7 juta.
"Saat (virus Corona) menghantam China, saya beli masker dalam jumlah besar dan membayarnya juga dengan harga sangat tinggi, tapi tahu kan, ketika kamu punya barang yang tidak dimiliki seorang pun, sudah bukan harga tinggi lagi," kata Richard dalam sebuah pernyataan.
Saat bertransaksi, Richard mengaku seperti sedang menjual obat-obatan terlarang, karena dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dia pun merasa seperti pengedar narkoba.
Maskernya sendiri dijual seharga USD 25 atau sekira Rp 370 ribu per buah. Padahal harga normal masker N95 hanya USD 1,27 atau Rp 18 ribuan.
Atas tindakannya itu, Richard dituntut dengan tuduhan melanggar Undang-Undang Produksi Pertahanan. Dia juga dituduh telah memberikan keterangan palsu ke pihak berwajib, melakukan penipuan di bidang kesehatan dan pencurian identitas.

Timbun Masker, Apoteker Ini Kena 'Azab' Naikan Harga Rp 370 Ribu per Buah

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi