JAKARTA, REQNews - Presiden Amerika <a href="https://www.reqnews.com/news/16626/miliki-data-aib-donald-trump-kelompok-hacker-minta-tebusan-rp6246-m" title="Miliki Data Aib Donald Trump, Kelompok Hacker Minta Tebusan Rp624,6 M!">Donald Trump </a>memasukan Antifa ke dalam daftar organisasi teroris. Kini nama Antifa ramai diperbincangankan. Orangpun banyak bertanya organisasi seperti apa Antifa? dan Siapa orang di belakangnya?
Antifa ditudingng sebagai dalang kerusuhan dan anarkisme dalam aksi-aksi massa atas kematian George Floyd di Amerika Serikat, karena itu, Trump memasukannya dalam daftar teroris.
Antifa merupakan kependekan dari Anti-fasis. Istilah ini digunakan untuk mendefinisikan sekelompok orang yang menganut politik kiri yang menentang nilai-nilai fasisme dari sayap kanan.
Menyadur dari nytimes, para pengikut Antifa mengakui bahwa gerakan itu bersifat rahasia, tidak memiliki pemimpin resmi dan diorganisir ke dalam sel-sel lokal yang otonom.
Anggota Antifa berkampanye menentang tindakan yang mereka pandang otoriter, homofobik, rasis, atau xenofobik. Meskipun antifa tidak berafiliasi dengan gerakan lain di sebelah kiri dan kadang-kadang dipandang sebagai gangguan, anggotanya kadang-kadang bekerja dengan jaringan aktivis lokal lain yang berkumpul di sekitar masalah yang sama.
Pendukungn umumnya berusaha untuk menghentikan apa yang mereka lihat sebagai kelompok fasis, rasis dan sayap kanan. Kelompok ini juga mempromosikan pandangan mereka untuk membela orang-orang yang terpinggirkan, termasuk ras minoritas, wanita dan anggota LGBTQ masyarakat.
"Argumennya adalah bahwa militan anti-fasisme secara inheren membela diri karena kekerasan yang didokumentasikan secara historis yang diajukan oleh kaum fasis, terutama kepada orang-orang yang terpinggirkan," kata Mark Bray, seorang dosen sejarah di Dartmouth College dan penulis "Antifa: The Anti-Fascist Handbook."
Banyak penyelenggara antifa juga berpartisipasi dalam bentuk pengorganisasian masyarakat yang lebih damai, tetapi mereka percaya bahwa menggunakan kekerasan dapat dibenarkan karena pandangan mereka bahwa jika kelompok rasis atau fasis dibiarkan berorganisasi dengan bebas, "itu pasti akan menghasilkan kekerasan terhadap masyarakat yang terpinggirkan," kata Tuan Bray, yang pembelaannya terhadap gerakan anti-fasis telah menghasut kritik dan menghasilkan dukungan di Dartmouth.
Kamus Merriam-Webster mengatakan kata "antifa" pertama kali digunakan pada tahun 1946 dan dipinjam dari frasa Jerman yang menandakan oposisi terhadap Nazisme, lebih banyak orang mulai bergabung dengan gerakan di Amerika Serikat setelah pemilihan Trump pada 2016, untuk melawan ancaman yang mereka yakini diajukan oleh apa yang disebut alt-right, kata Bray.
Salah satu kelompok pertama di Amerika Serikat yang menggunakan nama itu adalah Rose City Antifa, yang mengatakan didirikan pada 2007 di Portland, Ore. Ia memiliki banyak pengikut di media sosial.
Bray mengatakan bahwa kelompok-kelompok antifa sering menggunakan taktik yang mirip dengan kelompok-kelompok anarkis, seperti berpakaian serba hitam dan mengenakan topeng. Kelompok-kelompok itu juga memiliki ideologi yang tumpang tindih, karena keduanya sering mengkritik kapitalisme dan berupaya membongkar struktur otoritas, termasuk pasukan polisi.
Gerakan ini telah banyak dikritik di kalangan arus utama kiri dan kanan. Setelah protes di Berkeley, California, pada Agustus 2017. Nancy Pelosi mengutuk "tindakan kekerasan orang yang menyebut diri mereka antifa" dan mengatakan mereka harus ditangkap.
Publikasi konservatif dan politisi secara rutin menentang pendukung antifa, yang mereka katakan berusaha untuk menutup ekspresi damai pandangan konservatif.

Dianggap Teroris oleh Donald Trump, Ini Dia Kelompok Antifa

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi