JAKARTA, REQnews -Wakil Gubernur NTT Josef A Nae Soi meminta pihak kepolisian agar menjatuhkan hukuman berat terhadap anggota organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (<a href="https://www.reqnews.com/search?q=hti">HTI</a>) Suryadi Koda dan istrinya, yang menyebarkan ideologi khilafah melalui selebaran kepada para loper koran.
Josef menegaskan, aturan yang melarang ajaran-ajaran bertentangan dengan Pancasila di Indonesia masih berlaku hingga kini. Sehingga, siapapun atau organisasi apapun yang melanggarnya harus diberi sanksi keras.
"Kami minta Kepolisian proses hukum terhadap para pelakunya penyebar ideologi khilafah. Jangan dibiarkan berkembang karena organisasi itu sudah dilarang," kata Josef, Senin 1 Juni 2020.
&nbsp;
Sebelumnya, polisi&nbsp;berhasil mengamankan sepasang suami istri yang diduga kuat menjadi dalang penyebaran selebaran dan video ajaran khilafah, yang memanfaatkan para loper koran dalam aksinya.
Si suami yang bernama Suryadi Koda diketahui adalah pentolan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang jelas-jelas sudah dilarang oleh nagara. Keduanya diamankan pada Sabtu 30 Mei 2020 lalu di salah satu kos-kosan di Jalan Air Lobang, Kelurahan Sikmana, Kupang, NTT.
Polisi bersama aktivis Brigade Meo awalnya menerima laporan bahwa ada loper koran di lampu merah El Tari Kupang didatangi orang tak dikenal. Loper itu kemudian diberi uang untuk menyelipkan selebaran di lembaran koran.
Selebaran itu berisi paham khilafah yang menolak sistem demokrasi. Sebagian selebaran bahkan diedarkan terbuka oleh anak-anak penjual koran yang tak memahami isinya.

Tegas, Wagub NTT Minta Anggota HTI Suryadi Koda Dihukum Berat

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi