JAKARTA, REQnews - Pemberian uang dari Kementerian Pemuda dan Olahraga kepada mantan Jaksa Agung Muda bidang Pidana Khusus (Pidsus) Adi Toegarisman dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi perlu didalami lebih lanjut.
Hal itu diungkapkan Jaksa Penuntut Umum Ronald Worotikan saat membacakan nota tuntutan atas nama Miftahul Ulum yang mantan asisten pribadi Imam Nahrawi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis 4 Juni 2020.
Saat memberi kesaksian pada sidang Imam Nahrawi, Miftahul Ulum pernah mengungkapkan menerima uang dari Dwi Satya untuk Kejaksaan Agung dan pihak BPK.
Dari kesaksiannya itu terungkap, Achsanul menerima Rp 3 miliar dan Adi Rp 7 miliar untuk menghentikan penanganan kasus penyaluran dana hibah dari Kementerian Pemuda dan Olahraga kepada KONI.
Pada persidangan itu, Jaksa Ronald menuntut majelis hakim agar menjatuhkan pidana penjara kepada Ulum selama 9 tahun. Selain itu dia juga harus membayar denda Rp 300 juta yang bisa diganti dengan kurungan selama 6 bulan.
Ulum menurut jaksa telah terbukti menjadi operator lapangan aktif penerimaan suap sebesar Rp 11,5 miliar dan gratifikasi sebesar Rp 8,648 miliar. Seluruh suap dan gratifikasi itu, menurut jaksa, dinikmati Imam Nahrawi saat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga.

Jaksa Minta Dugaan Suap ke Adi Toegarisman Perlu Didalami KPK

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi