JAKARTA, REQnews -&nbsp;Saat para elit politik sibuk berdebat soal bagaimana penerapan new normal dan segala konsekuensinya, di <a href="https://www.reqnews.com/search?q=papua">Papua</a>, masyarakatnya hanya butuh hal-hal sederhana untuk tetap bisa mencetak generasi-generasi penerus berkualitas.
Bila new normal atau penormalan baru diterapkan, Papua butuh tenagah pengajar atau guru yang lebih banyak untuk mendidik anak-anak di sekolah.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Papua Barat Barnabas Dowansiba yang berkata, ketika kegiatan belajar-mengajar dibuka kembali di sekolah, maka akan dibuatkan sistem shift agar tak terjadi penumpukan di kelas, demi mencegah penyebaran Covid-19.
"Secara pribadi saya sudah memiliki konsep tentang bagaimana aktivitas pendidikan kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan," jelas Barnabas di Manokwari, Jumat (5/6).
Namun, skema shift tersebut menurut Barnabas akan sangat membutuhkan jumlah guru yang lebih banyak. Sementara di Papua Barat, tenaga pengajar jumlahnya masih terbatas.
"Kalau kita laksanakan ini maka jam kerja guru akan lebih banyak. Pertanyaannya, kira-kira mereka mampu atau tidak. Ini harus menjadi pertimbangan karena kita juga harus mempertimbangkan kesehatan guru," ujarnya.
Kemudian, jika harus menerapkan sistem belajar online di rumah, Barnabas tak yakin semua masyarakat mampu. Masalahnya, di Papua Barat masih banyak warga yang tak bisa membeli ponsel dan paket data untuk pembelajaran daring bagi anaknya.
"Tidak semua punya handphone dan belum tentu bisa membeli paket data untuk anaknya," katanya menambahkan.

Pak Jokowi, Papua Hanya Butuh Guru saat New Normal Diterapkan

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi