JAKARTA, REQnews - Setelah Lebak <a href="http://banten.go.id/">Banten</a> diguncang dengan magnitudo 4.0 Senin 8 Juni 2020 dini hari, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (<a href="https://bmkg.go.id">BMKG</a>) terus mengamati serentetan gempa kecil yang sering (swarm) hingga sore hari. Hal yang membuat khawatir gempa itu terjadi di pusat gempa dengan magnitudo 5,0 pada Sabtu 11 April 2020.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan rentetan gempa itu terletak pada jalur Sesar Semangko yang menerus ke laut.
"Namun demikian struktur sesar di zona ini tampaknya sudah bukan lagi didominasi sistem sesar mendatar (strike slip fault), tetapi sudah berubah menjadi beberapa struktur sesar turun (normal fault) karena adanya mekanisme pull-apart yang membentuk basin/graben Selat Sunda," begitu Daryono menjelaskan yang dikutip Senin 8 Juni 2020.
Graben Selat Sunda itu menurut Daryono terbentuk karena fenomena peregangan dampak dari bagian Pulau Sumatra yang bergerak searah jarum jam dengan menjadikan zona Selat Sunda sebagai prorosnya.
Dengan serentetan gempa di atas bekas pusat gempa itu, Daryono mengkhawatirkan bisa menjadi pertanda atau sebuah gempa pendahuluan (foreshocks) sebelum terjadi gempa yang sesungguhnya.
Tetapi, kemungkinan itu masih bisa salah karena, jika rentetan gempa itu akhirnya berhenti Senin malam atau Selasa 9 Juni 2020 dini hari, berarti hanya sebuah swarm. Artinya tidak akan ada gempa besar yang terjadi.

Mengkhawatirkan, Ada Rentetan Gempa Kecil di Atas Pusat Lama di Banten

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi