JAKARTA, REQnews - Upaya Kementerian Luar Negeri memaksa<a href="https://www.scmp.com/news/china/military/article/3089312/china-us-close-encounters-raise-conflict-risk-south-china-sea"> Cina</a> memroses hukum pemilik <a href="https://news.detik.com/berita/d-5056810/nelayan-aceh-temukan-kapal-ikan-asing-tanpa-abk-terombang-ambing-di-tengah-laut">kapal ikan</a> yang melakukan perbudakan kepada anak buah kapal (ABK) Indonesia membuahkan hasil. Pemerintah Kota Dalian, Cina telah membentuk satgas antardepartemen untuk menginvestigasi kasus tersebut.
Hal-hal yang akan diinvestigasi terutama soal pelarungan jenazah, pembayaran gaji dan kondisi ABK di atas kapal ikan.
&ldquo;Dalam hal ini, Kemlu siap bekerja sama membantu Polri jika membutuhkan kerja sama investigasi dengan Cina melalui mekanisme mutual legal assistance (bantuan hukum timbal balik),&rdquo; ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha dalam konferensi pers daring dari Jakarta, Rabu 17 Juni 2020.
Menurut Judha, Kementerian Luar Negeri RI sudah menyampaikan komunikasi melalui jalur diplomatik menyampaikan keprihatinan terhadap berbagai kasus yang dihadapi para ABK Indonesia itu.
Kasus terbaru yang melibatkan WNI adalah insiden dua orang ABK yang melompat dari kapal Lu Qing Yuan Yu 901 di perairan Selat Malaka pada 5 Juni 2020.
Kedua ABK tersebut, Reynalfi (22) dan Andri Juniansyah (30) memutuskan terjun ke laut karena tidak tahan akan kerja paksa dan kekerasan yang mereka alami di atas kapal.
Pada 15 Juni lalu, Polda Kepulauan Riau telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini, di antaranya direktur dan komisaris PT Mandiri Tunggal Bahari (MTB) yang memberangkatkan mereka secara ilegal.
Pihak PT MTB yang beroperasi di Jawa Tengah, juga telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kekerasan dan perdagangan orang yang dialami 46 ABK WNI lainnya.
Puluhan WNI tersebut mengalami kekerasan dan perlakuan buruk saat bekerja di empat kapal China yakni kapal Long Xing 629, Long Xing 605, Long Xing 606, dan Tian Yu 8. Keempatnya dikelola Dalian Fishing Company di Cina.
Selain itu, empat ABK asal Indonesia meninggal dunia. Tiga di antaranya meninggal dunia di atas kapal kemudian jenazahnya dilarung ke laut (burial at sea), sedangkan satu ABK lain meninggal dunia karena sakit di Korea Selatan.

Alhamdulillah, Cina Investigasi Kasus Perbudakan ABK Indonesia

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi