AMBON, REQNews &ndash; Jomima Orno alias Mimi <a href="https://www.reqnews.com/news/18218/perawat-yang-viral-karena-pakai-bikini-di-balik-apd-kini-jadi-model" title="Perawat yang Viral Karena Pakai Bikini di Balik APD Kini Jadi Model">perawat </a>di rumah sakit RSUD Haulussy, Kudamati, Ambon tak menduga dirinya akan dianiaya oleh keluarga jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di ruang jenazah pada Jumat, 26 Juni 2020, sekitar pukul 09.00 WIT.
Kasus ini sudah dilaporkan. Mereka yang dilapor, adalah isteri almarhum HK, dan anak laki-laki dan perempuan.
&ldquo;Saya lapor kemarin,&rdquo; pungkas Mimi, Sabtu, 27 Juni 2020.
Laporan Mimi dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKP Gilang Prasetya.
&ldquo;Iya, kasus itu benar. Keluarga telah melaporkan ke polisi, jadi sudah ada laporan dan saat ini sedang didalami,&rdquo; kata AKP Gilang Prasetya.
Penganiayaan perawat wanita tersebut diduga terkait dengan status pasien HK (57) yang meninggal dunia.
Mimi mengaku dianiaya oleh istri dan anak almarhum hingga babak belur. Beruntung, Mimi berhasil menyelamatkan diri dari ruang jenazah.
Awalnya Mimi ditugaskan untuk mengurus jenazah HK sesuai protokoler Covid-19.
Dia bersama petugas medis lainnya, melakukan penyemprotan kepada pengantar pasien.
Saat mereka tiba di depan pintu kamar jenazah, pintunya dalam keadaan terkunci.
Temannya jalan balik untuk membuka pintu kamar jenazah. Mimi sendiri di depan pintu. Hanya selang beberapa detik, tiba-tiba beberapa keluarga almarhum datang dari arah kanan.
Mereka dari ruang HD dan lorong laboratorium. Jumlahnya sekitar 15 orang. Tanpa ada komunikasi wanita muda ini langsung dipukul oleh istri almarhum.
Pukulan ini kena bagian kiri wajahnya. Saat merasa kesakitan, anak perempuan almarhum kembali memukul Mimi secara membabi buta. Saat berusaha melarihkan diri, tangan Mimi justru ditahan anak laki-laki almarhum.
&ldquo;Saya lari lalu dipegang oleh anak laki lakinya dari belakang. Saya berusaha melepaskan diri sampai baju saya robek. Dengan susah payah saya melepaskan diri,&rdquo; ucap Mimi.
&ldquo;Saya dipukul dari belakang kepala secara berulang kali. Selain itu, saya ditendang pada bagian belakang tubuh korban,&rdquo; tutur Mimi.
Dianiaya berulang-ulang, Mimi berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dan melarikan diri.
&ldquo;Saya dipukul babak belur sampai tak ingat berapa kali pukulan. Akhirnya saya bisa melepaskan diri, itu pun hampir jatuh di dalam selokan samping ruangan isolasi. Untungnya ada tembok untuk bersandar,&rdquo; imbuhnya.
"Saya mengenal persis pelaku 3 orang itu. Karena setiap harinya mereka datang menjenguk pasien,&rdquo; kata dia.
&nbsp;

Perawat Dianiaya Keluarga Jenazah Pasien Covid-19 Hingga Babak Belur

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi