JAKARTA, REQnews - Kemunculan Djoko Sugiarto Tjandra secara tiba-tiba dan melakukan pengajuan peninjauan kembali (PK) terhadap kasusnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, membuat kaget banyak pihak.
Padahal, terpidana kasus hak tagih Bank Bali tersebut sudah menjadi buron pemerintah Indonesia sejak 11 tahun yang lalu. Hal ini tentu saja membuat heran banyak kalangan. Apalagi ternyata, Djoko Sugiarto Tjandra sudah tidak lagi masuk dalam red notice atau buruan Interpol sejak tahun 2014.
Terkait hal itu, Menkumham Yasonna Laoly menyatakan pihaknya akan membentuk tim gabungan bersama Kejaksaan Agung untuk mengecek masuknya Djoko Tjandra ke Indonesia. Yasonna mengatakan, telah mengecek data di pelabuhan dan bandara, namun nama Djoko Tjandra tidak ada.
Menurutnya, melalui Direktorat Imigrasi sudah melakukan pengecekan terhadap semua data perlintasan keimigrasian di pelabuhan dan bandara untuk melacak apakah benar Djoko Tjandra telah masuk ke Indonesia pada 8 Juni 2020. Sejumlah bandara yang telah dicek antara lain Bandara Kualanamu, Medan dan Bandara Ngurah Rai, Bali.
"Yang pasti kalau dari segi perlintasan keimigrasian sampai sekarang tidak ada. Kami sudah cek semua data perlintasan, baik laut, laut itu misalnya (pelabuhan) Batam, maupun udara, misalnya di (Bandara) Kualanamu (Medan), (Bandara) Ngurah Rai (Bali), apalagi itu, enggak ada sama sekali namanya Djoko Tjandra," ujar Yasonna, Kamis, 2 Juli 2020.
Ia juga enggan menanggapi kemungkinan Djoko Tjandra masuk Indonesia dengan mengganti nama atau lewat jalan tikus. Pihaknya akan meneliti lebih lanjut bersama tim gabungan dengan Kejaksaan Agung.
&ldquo;Kita nggak tahu lah, nanti makanya saya bilang lagi diteliti sama Dirjen Imigrasi, nanti ceklah. Kan kita minta cek CCTV, apa semua. Kita tidak tahu, bisa saja orang ambil paspor di mana-mana di Bangkok sana kan,&rdquo; katanya.
&nbsp;

Telat, Kemenkumham Bentuk Tim Cek Pintu Masuk Djoko Tjandra ke Indonesia

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi