JAKARTA, REQnews - Kisah pelarian Djoko Tjandra, bisa dikatakan fenomenal. Bagaimana tidak, buronan kasus hak tagih Bank Bali tersebut tiba-tiba muncul di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengajukan peninjauan kembali (PK) terhadap kasusnya.
Tak hanya itu, buronan selama 11 tahun pemerintah Indonesia itu juga ternyata red notice-nya telah dicabut, bisa memiliki e-KTP, melakukan tes kesehatan Covid-19, bahkan memiliki surat jalan Jakarta-Pontianak khusus yang dikeluarkan oleh oknum polisi yang bertugas di Bareskrim Polri.
Namun, semua itu tak bisa dilakukan oleh Djoko Tjandra jika tak ada 'kongkalikong' antara oknum dan 'perantara' kasus. Terbaru, Kepolisian RI menyebut Anita Dewi Anggraeni Kolopaking atau Anita Kolopaking menjadi jembatan antara Brigadir Jenderal Prasetijo Utomo dan Djoko Tjandra yang memiliki nama asli Joko Tjandra.
"Bahwa selama ini kepentingan Djoko Tjandra untuk masuk ke Indonesia, kemudian dibuatkan surat palsu oleh BJP PU, itu semua yang jembatani adalah ADK," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono, Minggu, 9 Agustus 2020.
Meski demikian, Awi enggan membeberkan lebih detail ihwal peran Anita tersebut. Sebab, hal itu merupakan materi pemeriksaan. "Untuk detail, kami tidak bisa menyampaikan kepada rekan-rekan karena tidak semua hasil penyidikan, kami bisa sampaikan," kata Awi.
Anita Kolopaking merupakan salah satu kuasa hukum Djoko Tjandra atau Joko Tjandra dalam pengajuan Peninjauan Kembali perkara pengalihan hak tagih Bank Bali.
Polisi menetapkan Anita menjadi tersangka karena dianggap melanggar Pasal 263 Ayat (2) dan Pasal 223 KUHP. Ia diduga terlibat dalam pembuatan surat jalan palsu untuk Djoko yang diterbitkan oleh BrigjenPrasetijo Utomo.
Dalam pemeriksaannya pada 7 Agustus, Polri pun menahan Anita selama 20 hari di Rutan Bareskrim, terhitung sejak 8 Agustus 2020.

Anita Kolopaking Broker Brigjen Prasetijo dan Djoko Tjandra

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi