JAKARTA, REQnews -&nbsp;Pemerintah Lebanon masih berkesimpulan, bahwa ledakan di Beirut yang terjadi pada Kamis 6 Agustus 2020 lalu akibat Amonium Nitrat. Namun, beberapa pihak dari negara lain menyebut, tragedi itu adalah serangan yang disengaja dan direncanakan.
Hal ini memancing amarah Iran, yang menegaskan, harusnya semua pihak tidak mempolitisasi ledakan maut yang menewaskan ratusan orang tersebut. Bagi Iran, ada sekelompok pihak yang sengaja memanfaatkan tragedi itu untuk menyerang negara lain.
"Ledakan itu tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk tujuan politik. Penyebab ledakan itu harus diselidiki dengan hati-hati," kata Jubir Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, seperti dikutip pada Senin 10 Agustus 2020.
"Beberapa negara telah mencoba mempolitisasi ledakan ini untuk kepentingan mereka sendiri," ujar Mousavi.
Iran juga mendesak agar Amerika Serikat, terutama Presiden Donald Trump segera mencabut sanksinya untuk Lebanon, jika serius ingin membantu dalam investigasi penyebab ledakan.
Sebelumnya, pasca ledakan Beirut, kondisi di ibu kota Lebanon mendadak panas. Ribuan warga turun ke jalan mendesak rezim untuk turun dan bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
Menteri Informasi Manal Abdel Samad dan Menteri Lingkungan Damianos Kattar telah mengundurkan diri dari jabatannya. Menteri Kehakiman Marie-Claude Najm pun dikabarkan tengah memproses pengunduran dirinya.
Ledakan di Beirut berasal dari sebuah gudang berisi 2.750 ton amonium nitrat, bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi pupuk dan bahan peledak. Pemerintah telah berjanji menyelidiki masalah itu dan menyeret para pihak yang bertanggung jawab. Ledakan Beirut menyebabkan sedikitnya 160 orang tewas dan lebih dari 6.000 lainnya luka-luka.&nbsp;

Iran Endus Politisasi Tragedi Ledakan Beirut

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi