JAKARTA, REQnews - Obat Covid-19 temuan Tim Universitas Airlangga, TNI AD, dan BIN mendapat catatan masalah dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Mereka menyebutnya dengan istilah obat tersebut belum valid atau sahih.
Menanggapi hal itu, Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing mengatakan bahwa penelitian dalam rangka menemukan obat Covid-19 masih berproses dari aspek metodologi penelitian ilmiah. Utamanya pada randomisation (pengacakan) subyek penelitian.&nbsp;
"Sebab, randomisation (pengelompokan) subyek penelitian dalam eksperimen sangat-sangat penting dan kritis agar menghasilkan efek yang benar hanya disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan pada variabel penyebab (stimuli)," ujar Emrus dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis 20 Agustus 2020.
Ia menambahkan, bahwa saat ini sedang terjadi dialektika ilmiah yang sangat bagus dan produktif di antara para ilmuwan yang kompeten di bidangnya. Dialektika ini harus berjalan dan "dipelihara" agar hasilnya benar-benar valid.&nbsp;
Tesis dan anti tesis dalam diskusi ilmiah itu biasa. Tujuannya, kata dia, agar temuan penelitian sungguh-sungguh valid supaya benar-benar aman digunakan dan mempunyai manfaat yang sangat tinggi bagi para pasien penderita Covid-19.&nbsp;
Karena itu, ia berharap semua pihak dalam wacana publik harus tertuju pada proses, metode dan kemanfaatan temuan penelitian yang valid secara ilmiah. "Jadi, jangan sampai publik terjebak pada dukung mendukung terhadap output semata-mata, " ujarnya.

Komunikolog: Obat COVID-19 Harus Valid dari Aspek Metodologi

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi