JAKARTA, REQnews - Akun Twitter epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono diduga diretas sejak Rabu 19 Agustus 2020 lalu, setelah ia melontarkan kritik terhadap vaksin temuan Unair-TNI AD-BIN.
Mengetahui peretasan tersebut, Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) dan Serikat Pengajar HAM (SEPAHAM) mengutuk keras aksi pembobolan akun milik Pandu. Menurut kedua pihak itu, peretasan ini adalah tanda ancaman terhadap dunia akademis.
"Yang dilakukan Pandu sesungguhnya adalah upaya mencari kebenaran dan saintifikasi dalam koridor keilmuan yang dilindungi. Dan peretasan yang menyasarnya adalah ancaman terhadap kebebasan akademik," kata Koordinator KIKA, Herlambang P&nbsp;Wiratraman, Sabtu 22 Agustus 2020.
Herlambang menegaskan, kritik yang dilontarkan Pandu&nbsp;dilindungi Pasal 28 c Undang-Undang Dasar 1945 dan pula Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) maupun Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR).
Menurutnya, peretasan makin sering terjadi di era Presiden Joko Widodo. Sayangnya, kasus-kasus ini tak pernah diusut tuntas, dan terkesan dibiarkan.
"Intensitasnya menguat di masa Presiden Jokowi, dan kian terlihat di masa pandemi Covid-19. Aparat penegak hukum, harus berdaya mengusut tuntas dan menegakkan hukum atas serangan siber," ujarnya.
KAKI dan SEPAHAM pun menuntut negara melindungi dan menghormati kebebasan ekspresi, berpendapat, kebebasan pers serta kebebasan akademik.&nbsp;

Usai Kritik Vaksin Unair-BIN, Akun Epidemiolog Pandu Riono Diretas

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi