AMERIKA, REQNews -<a href="https://www.reqnews.com/news/7124/menguak-misteri-banyaknya-tentara-as-yang-bunuh-diri-5-tahun-terakhir" title="Menguak Misteri Banyaknya Tentara AS yang Bunuh Diri 5 Tahun Terakhir"> Tentara AS</a> terluka dalam bentrokan dengan patroli militer Rusia di Suriah di mana dua kendaraan bertabrakan, kata pejabat AS pada hari Rabu, 26 Agustus 2020.
Insiden itu terjadi di Dayrick, di Suriah utara, beberapa mil dari perbatasan Turki. Pasukan AS berada di dalam kendaraan lapis baja tahan ranjau dan meninggalkan daerah itu untuk meredakan situasi, kata John Ullyot, juru bicara Gedung Putih seperti dilaporkan washingtonpost, Kamis, 27 Agustus 2020.
"Tindakan tidak profesional seperti ini merupakan pelanggaran protokol de-konflik, yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Rusia pada Desember 2019," kata Ullyot dalam sebuah pernyataan, yang tidak menunjukkan berapa banyak orang Amerika yang terluka.
"Koalisi dan Amerika Serikat tidak mencari eskalasi dengan kekuatan militer nasional mana pun, tetapi pasukan AS selalu mempertahankan hak dan kewajiban yang melekat untuk membela diri dari tindakan permusuhan," ujarnya.
Video yang tampaknya direkam oleh pasukan Rusia dan beredar luas di media sosial pada hari Rabu menunjukkan kendaraan militer Amerika dan Rusia mengibarkan bendera negara masing-masing dan melaju kencang melalui lapangan terbuka. Sebuah kendaraan militer Rusia menabrak kendaraan Amerika, karena setidaknya satu helikopter Rusia terbang rendah di dekatnya.
Insiden itu terjadi 10 bulan setelah Presiden Trump tiba-tiba menyerukan penarikan pasukan Amerika dari Suriah timur laut, ketika Turki melancarkan serangan ke perbatasan yang ditujukan pada pasukan Kurdi yang telah bekerjasama dengan pasukan AS untuk melawan ISIS.
Pasukan Rusia, yang bekerja dengan rezim Suriah, memperluas keterlibatan mereka setelahnya, bahkan tampaknya mengambil alih fasilitas militer Amerika yang tiba-tiba telah dikosongkan.
Militer AS sejak itu menetapkan peran yang lebih kecil yang masih bertujuan untuk melawan ISIS, tetapi semakin sering menghadapi pasukan Rusia yang bekerja sama dengan pemerintah Suriah.
Mayor Jenderal Angkatan Udara Kenneth P. Ekman, wakil komandan operasi kontra-ISIS di Irak dan Suriah, mengatakan kepada wartawan di Pentagon bulan lalu bahwa pasukan militer Amerika dan Rusia melakukan kontak hampir setiap hari. Pasukan Rusia dan Amerika mengejar kepentingan mereka sendiri dan "kepentingan tersebut tidak sepenuhnya selaras," katanya.
"Tujuan kami adalah untuk mempertahankan, baik di udara maupun di darat, dekonflik yang cukup antara pasukan Rusia dan pasukan koalisi untuk mengurangi kemungkinan salah perhitungan," kata Ekman. "Ada serangkaian protokol yang memungkinkan dekonflik ini."
Situasinya sensitif mengingat ketegangan antara Washington dan Moskow, dan tahun ini dilaporkan bahwa Rusia menawarkan uang kepada anggota Taliban di Afghanistan untuk menyerang pasukan AS. Sementara Trump telah menolak laporan seperti itu sebagai "berita palsu," pejabat Pentagon mengatakan mereka prihatin tentang kemungkinan tersebut, bahkan jika mereka tidak memiliki cukup informasi untuk menguatkannya.
&nbsp;

Sejumlah Tentara AS Terluka Setelah Diserang Militer Rusia di Suriah

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi