JAKARTA, REQnews - Ada perkembangan baru di penyidikan kasus perusakan Mapolsek&nbsp;Ciracas&nbsp;dan penyerangan terhadap sejumlah warga di&nbsp;Jakarta Timur. Yaitu penetapan 5 oknum anggota&nbsp;TNI&nbsp;AL&nbsp;sebagai&nbsp;tersangka&nbsp;baru.
Penetapan itu menambah jumlah tersangka menjadi 34 oknum TNI. Sebelumnya 29 oknum anggota&nbsp;TNI&nbsp;AD pun sudah menjadi&nbsp;tersangka kasus biadab tersebut.&nbsp;
Hal itu disampaikan Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) Mayjen TNI Eddy Rate Muis. "Menurut para saksi, yang bersangkutan (5 oknum&nbsp;TNI&nbsp;AL) ikut rombongan dan melakukan pelemparan," ujar Eddy, Minggu 6 September 2020.
Sayangnya, Eddy tidak menjelaskan mengenai apa saja yang dilempar lima oknum&nbsp;TNI&nbsp;AL&nbsp;tersebut. Pun mengenai motif lima orang tersebut ikut melakukan perusakan.
Eddy menyebutkan, lima tersangka baru ini dijerat pasal 406 KUHP. "(Kelima oknum&nbsp;TNI&nbsp;AL&nbsp;ini dijerat) Pasal 406 KUHP (tentang) perusakan," ujarnya.
Dia menerangkan penetapan 5 anggota&nbsp;TNI&nbsp;AL&nbsp;sebagai&nbsp;tersangka&nbsp;ini dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Puspom&nbsp;TNI&nbsp;AL&nbsp;dan Angkatan Udara (AU).
Dari 7 orang yang diperiksa, didapati 5 personel TNI di luar matra Angkatan Darat yang ikut melakukan perusakan. "Hasil pemeriksaan sementara Polisi Militer AL dan AU, terhadap 7 orang oknum prajurit, yakni (dari) AL (ada) 5 (prajurit) dan AU (ada) 2 (personel).
Sementara itu, Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengatakan posko pengaduan masyarakat korban penganiayaan dan perusakan yang diduga dilakukan oleh sejumlah oknum TNI di&nbsp;Ciracas&nbsp;Jakarta Timur telah ditutup sejak Sabtu 5 September lalu pukul 18.00 WIB.
Tercatat, total ada 118 korban yang telah melaporkan kerugiannya ke posko yang terletak di Koramil 05 Kramat Jati Jakarta Timur tersebut.
Dari 118 orang tersebut total kerugian yang harus dibayarkan kepada para korban, kata Dudung, mencapai Rp 594.026.000.
"Belum terbayarkan sisa dua orang lagi dengan total jumlah Rp 2.250.000," kata Dudung.&nbsp;
Dua orang tersebut, kata Dudung, merupakan warga sipil. Ia menjelaskan korban yang&nbsp;pertama atas nama Karyanto yakni berupa uang santunan sebesar Rp 1 juta.
"Yang bersangkutan pulang ke Cilacap. Dihubungi belum tersambung. Kami terus mengupayakan koordinasi via Kodim atau Koramil wilayah Cilacap," kata Dudung.
Kemudian korban yang kedua adalah Aldi Gunawan berupa uang ganti rugi dan santunan sebesar Rp 1,25 juta.
"Yang bersangkutan konfirmasi hari Senin tanggal 7 September," kata Dudung.
Dudung menjelaskan dari total 118 orang korban tersebut terdapat dua anggota Polri yang juga menerima ganti rugi dan santunan.
"Khusus Polri sudah direkap oleh Kapolres," kata Dudung.
Direktur Hukum TNI Angkatan Darat (Dirkumad), Brigjen TNI Tetty Melina Lubis mengatakan biaya ganti rugi yang diberikan kepada para korban penganiayaan dan perusakan itu ditalangi oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa.
Ia mengungkapkan Andika telah memerintahkan langsung kepada jajarannya untuk segera memberikan ganti rugi kepada para korban karena turut merasa prihatin atas kejadian tersebut.
"Perihal ganti rugi tersebut adalah perintah Bapak&nbsp;KSAD."
Tetty mengatakan nantinya para prajurit yang telah terbukti melakukan melakukan perusakan dan penganiayaan kepada warga harus mengganti kerugian yang telah ditalangi Andika.
Biaya ganti rugi dari para oknum TNI yang telah terbukti bersalah melakukan penganiayaan dan perusakan tersebut, kata Tetty akan diambil dari gaji para oknum TNI tersebut.
&nbsp;"Nanti pelaksanaannya, diatur teknisnya melalui apa yang disebut mereka punya penghasilan. Nanti kerugian semuanya akan ditanggung&nbsp;tersangka&nbsp;tersebut. Mereka punya gaji, nanti bisa dilaksanakan satuan-satuannya. Jadi tidak ada hal ini ditanggung-tanggung dan persoalan selesai, tidak. Siapa berbuat, siapa bertanggung jawab," kata Tetty.&nbsp;

Jadi Tersangka, 5 Oknum TNI AL Ini Jadi Tukang Lempar Benda ke Polsek Ciracas

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi