JAKARTA, REQnews - “Bapak presiden, saya yakin Bapak sudah tahu lama bahwa orang-orang KPK yang diserang begitu banyak. Saya bilang sangat banyak artinya lebih dari 5 kasus. Dan itu tidak ada yang diungkap. Apakah Bapak Presiden tidak terusik? Apakah Bapak Presiden nyaman dengan situasi ini? Apakah Bapak Presiden tidak bertanya untuk tahu dengan lebih jauh, sehingga tim gabungan pencari fakta pun Bapak tidak mau bentuk?” Itulah ungkapan kegundahan hati seorang Novel Baswedan kepada Bapak Presiden Joko Widodo tentang belum terungkapnya kasus penyerangan terhadap dirinya, termasuk terhadap beberapa pemimpin lembaga anti rasuah itu, di Jakarta, Sabtu (26/1/2019) Menurut penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, jika presiden tidak mau turun tangan, Kapolri bisa diintervensi dari berbagai sisi, seperti kepentingan politik, kepentingan kekuasaan tertentu, dsb. Menurutnya, semua aparatur di bawah presiden, setidaknya sebagai kepala negara.&nbsp; Pada kesempatan yang sama, Novel juga menyampaikan pesimisnya terhadap tim bentukan kepolisian untuk menyelesaikan penyerangan terhadap dirinya. Tim gabungan yang dibentuk oleh Kapolri pada awal Januari ini berjumlah 65 orang. Dari jumlah itu, 52 orang merupakan personel kepolisian, enam orang dari KPK dan tujuh pakar independen.&nbsp; Novel menjelaskan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah merekomendasikan terbentuknya tim yang menyelidiki perkara penyiraman air keras terhadap dirinya Tim ini beranggotakan sebagian penyidik-penyidik yang telah bekerja sebelum tim ini terbentuk. Tim ini, dalam pandangan Novel, tampak tidak tertarik dengan temuan Komnas HAM yang menyatakan, penyidikan itu terjadi abuse of process. Novel mengaku telah mendengar dari media bahwa tim gabungan itu akan memanggilnya untuk pemeriksaan.&nbsp; “Tim ini lagi-lagi hanya ingin berpijak atau memulainya (penyidikan) dari diri saya,” kata Novel. Padahal, Novel sendiri telah memberi keterangan kepada penyidik sebelumnya.&nbsp; Lebih lanjut Novel mengatakan, “Padahal, misalnya seumpama pada saat diserang itu saya mati apakah berarti ia (tim gabungan) tidak bisa konfirmasi lagi?” (Prazz)

Novel Baswedan: Apakah Bapak Presiden Tidak Terusik?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi