JAKARTA, REQnews - Penganiayaan terhadap pemuka agama atau ulama kembali terjadi di Indonesia. Lagi, pelaku diduga memiliki gangguan kejiwaan.
Entah kebetulan atau tidak, klaim pelaku yang diduga mengidap gangguan jiwa selalu digunakan sebagai alasan yang disampaikan ke publik, sebagai penyebab terjadinya penganiayaan tersebut.
Yang terbaru adalah kasus penusukan ulama atau pendakwah Syekh Ali Jaber saat mengisi acara di salah satu masjid di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, Minggu 13 September 2020. Ia pun menyebut pelaku penikaman itu merupakan orang yang terlatih.
"Saya masih tidak terima pelaku ini bila dianggap gila," kata Syekh Ali Jaber saat memberikan keterangan kepada media, di Bandarlampung, Senin 14 September 2020.
Saat berhadapan langsung dengan pelaku yang bersangkutan mencoba menusuknya dibagikan vital namun karena ada sedikit gerakan darinya pisau tersebut menuju ke lengan atas kanannya atau bahu. "Reaksi pelaku saat berhadapan dengan saya dia coba tusuk kemudian karena gagal menusuk di bagian yang dinginkan pisau yang menancap di tangan ini coba ditariknya dengan kekuatan dan keberanian namun patah saat ada gerakan memutar dari saya. Melihat itu mohon maaf ini bukan seperti orang gila dia sangat berani bahkan terlatih," kata dia.
Ia mengatakan karena yang bersangkutan ini terlatih pasti ada dalang atau orang dibelakangnya yang menyuruh Wallahuallam Bisawab (hanya Allah Yang Maha Tahu). "Saya harap hukum dapat berjalan dan serta aparat keamanan dapat berlaku amanah, dan jujur karena kepercayaan kami kepada mereka sangat besar," kata dia.
Menurut pengamat hukum dan kebijakan publik Yanuar Wijanarko, dugaan penganiayaan dan teror terhadap ulama ini mirip dengan pembunuhan terhadap orang-orang yang dituduh sebagai dukun santet di Banyuwangi pada 1998.
"Dulu kasus dukun santet di Banyuwangi pakai pola orang gila juga. Karena orang gila tidak bisa diusut, tiba-tiba kasus menjadi hilang," kata Yanuar di Jakarta.
Peristiwa di Banyuwangi terjadi menjelang peristiwa politik mundurnya Suharto dari kursi Presiden. Sedangkan kasus-kasus dugaan penganiayaan ulama saat ini terjadi menjelang pilkada dan pilpres.
Namun Yanuar enggan berspekulasi perihal siapa aktor dan motif di balik kasus-kasus penganiayaan terhadap ulama yang terjadi belakangan. Sebabnya, ia meminta pihak Polri mengusut sampai tuntas, termasuk kejelasan kasus-kasus tersebut.
"Kalau lama akan ada yang menunggangi, dan menimbulkan terjadinya perpecahan," katanya.
Perpecahan yang dimaksud seperti yang terjadi di Banyuwangi dan sekitarnya pada 1998, yaitu kasus pembunuhan dukun santet.

Pelaku Penikaman Syekh Ali Jaber Gangguan Jiwa, Mirip Banyuwangi 1998

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi