JAKARTA, REQnews - Perekonomian Indonesia di kuartal II mencapai minus 5,32 persen. Jika kuartal III kembali minus, maka Indonesia akan mengalami resesi.
Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers online APBN KiTa, Selasa, 22 September 2020. Namun hal berbeda disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu.
&ldquo;Kalau dilihat di kuartal I melambat di bawah 5 persen, kuartal II apalagi, dalam sekali. Kuartal III expect di kisaran minus 2,9 persen dan minus 1 persen, berarti sudah resesi, sudah perpanjangan perlambatan ekonomi kita,&rdquo; ujar Febrio dalam webinar BKF, Jumat 25 September 2020.
Menurut dia, definisi resesi tak semudah dilihat hanya dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi mengalami negatif. Perlambatan kegiatan ekonomi dalam waktu lama juga bisa dikatakan resesi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun ini sekitar 5 persen. Namun di kuartal I 2020 pertumbuhannya melambat 2,97 persen dan anjlok menjadi minus 5,32 persen di kuartal II. Untuk kuartal III, Febrio memproyeksi perekonomian akan kembali minus 2,9 persen hingga 1 persen. Artinya, Indonesia sudah mengalami resesi.
&ldquo;Harapannya kuartal IV akan membaik atau enggak ini jadi fokus ke depan. Kita sudah resesi sepanjang tahun sebenarnya,&rdquo; kata dia.
Hampir seluruh negara juga mengalami resesi di tahun ini. Sumber resesi ini adalah sama di semua negara, yakni COVID-19. &ldquo;Sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan (COVID-19),&rdquo; kata dia.
Febrio menjelaskan, akibat perlambatan ekonomi itu, Indonesia menjalankan kebijakan fiskal yang cukup agresif. Yakni menargetkan defisit APBN 2020 bisa melebar hingga 6,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut dia, defisit itu juga merupakan yang terdalam sepanjang sejarah Indonesia.
Namun dirinya berharap pada kuartal IV diharapkan perekonomian bisa kembali positif. Sehingga di 2021 perekonomian bisa kembali pulih dan defisit anggaran bisa mengecil hingga 2023 kembali di bawah 3 persen dari PDB.
&ldquo;2021 ambisi kita harapannya pulih lebih cepat, minimal di 4,5 persen target sampai 5,5 persen. Tapi memang bukan tanpa kerja keras, harus kita lakukan berbagai policy ke arah membuat perekonomian makin kuat untuk pulih dan tenaga kerja makin siap pulih ke sana,&rdquo; kata dia.

Berbeda dengan Menkeu, Kepala BKF Sebut Indonesia Sudah Resesi!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi