JAKARTA, REQNews - Dalam sepekan ini nama diplomat muda Indonesia <a href="https://www.reqnews.com/news/22626/campuri-urusan-papua-silvany-austin-vanuatu-sotoy-dan-memalukan" title="Campuri Urusan Papua, Silvany Austin: Vanuatu Sotoy dan Memalukan!">Silvany Austin Pasaribu</a> selalu disebut-sebut dan dipuji masyarakat Indonesia atas keberaniannya menjawab tudingan Vanuatu yang menyinggung isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua.
Seperti diketahui Vanuatu kembali menyinggung isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap masyarakat Papua oleh pemerintah dan militer Indonesia dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sabtu, 26 September 2020 akhir pekan lalu.
Menjawab tudingan itu, diplomat muda perwakilan Indonesia Silvany Austin Pasaribu mengatakan bahwa Vanuatu terlalu banyak ikut campur dengan urusan Indonesia. Silvany juga mengingatkan Vanuatu bukan representasi rakyat Papua.
&ldquo;Anda bukanlah representasi dari orang Papua, dan berhentilah berfantasi untuk menjadi salah satunya,&rdquo; kata Silvany Austin Pasaribu, diplomat muda yang mewakili Indonesia menggunakan hak jawab, di Sidang Umum PBB.
Atas keberaniannya itu, masyarakat dan media Indonesia banyak mengangkat berita tentang Silvany Austin Pasaribu. Namun Pengacara HAM, Veronica Koman menanggapi berbeda soal aksi diplomat muda RI yang memberikan jawaban telak kepada Vanuatu di sidang umum PBB terkait HAM Papua itu.
Ia mengaku gemas dengan aksi diplomat muda yang membantah tuduhan Vabuatu terkait adanya pelanggaran HAM di Papua.
Hal itu disampaikannya melalui akun Twitter miliknya @veronicakoman.
"Gemesin ya lama-lama," kata Veronica Koman, Rabu, 30 September 2020.
Dalam cuitannya, Veronica Koman membongkar rahasia alasan dipilihnya diplomat muda untuk menjawab isu pelanggaran HAM Papua di sidang umum PBB.
<img src="https://photo.reqnews.com/editor/d931a143b63d0f81248c2aed37f2c66d.png" border="0" />
Unggahan Veronika Koman di Akun twitternya
"Tahu enggak kenapa itu diplomat muda semua yang disuruh untuk baca skrip jawaban?" tanya Veronica.
Untuk diketahui, hampir setiap tahun dalam sidang umum PBB selalu dibahas mengenai adanya pelanggaran HAM Papua.
Dalam sidang tersebut, tudingan mengenai pelanggaran HAM Papua selalu dijawab oleh diplomat muda.
Veronica menyebut, alasan dipilihnya diplomat muda untuk membacakan skrip jawaban karena para diplomat senior malu dengan jawaban di skrip tersebut.
"Karena yang diplomat senior malu kalau mesti pakai bahasa katrok gitu di forum UN. Kayak enggak tahu adat UN. Nah yang muda dah tuh ditumbalin buat maju," ungkapnya.
Suara Vanuatu untuk memperjuangkan hak asasi bangsa Papua bukan kali pertama dilontarkan oleh negara yang luasnya hampir sama dengan Pulau Maluku tersebut.

Saat Diplomat Silvany Pasaribu Dipuji, Veronika Koman Malah Bilang..

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi