JAKARTA, REQNews - Pemerintah Rusia menuduh tokoh oposisi Alexei Navalny berkerja sama dengan intelijen asing. Tuduhan itu dikemukakan&nbsp; langsung oleh&nbsp;Juru Bicara Vladimir <a href="https://www.reqnews.com/news/21275/kritik-putin-yegor-zhukov-harus-ikhlas-berlumuran-darah" title="Kritik Putin, Yegor Zhukov Harus Ikhlas Berlumuran Darah">Putin</a>, Dmitry Peskov. pada&nbsp;Kamis, 1 Oktober 2020.
Sebelumnya, Navalny yang baru saja lolos dari maut akibat racun mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin berada di balik upaya pembunuhan dirinya menggunakan racun.
Dalam pernyataannya, Peskov menyebut badan intelijen Amerika Serikat, CIA, dan Navalny sebagai rekan. Namun, Peskov tidak merinci operasi apa yang tengah dilakukan keduanya.
"Bukan pasien (Navalny) yang bekerja dengan intelijen Barat, melainkan intelijen Barat yang bekerja dengannya. Itu akan lebih akurat. Ada informasi seperti itu," kata Peskov dikutip dari Reuters, Jumat, 2 Oktober 2020.
"Saya bahkan dapat mengatakan dengan pasti, Badan Intelijen Pusat (CIA) AS sedang bekerja dengannya saat ini," lanjutnya.
Ajudan Navalny, Lyubov Sobol, menyebut tuduhan itu sebagai omong kosong. Pihaknya juga akan menuntut Peskov atas tuduhannya serta menantangnya memberikan bukti.
Dalam beberapa pekan terakhir, Navalny kembali muncul ke publik setelah lolos dari maut. Dia sempat dirawat intensif di Jerman akiat diracun dengan novichok, zat saraf Rusia yang langka, selama penerbangan di Siberia.
"Saya yakin Putin berada di balik kejahatan itu (upaya pembunuhan menggunakan racun) dan saya tidak memiliki versi lain tentang apa yang terjadi," kata Navalny kepada majalah Jerman, Der Spiegel.
&nbsp;

Baru Lolos dari Maut, Pengkritik Putin Hadapi Tuduhan Antek CIA

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi