JAKARTA, REQNews &ndash; Relawan Jokowi Bersatu melaporkan jurnalis<a href="https://www.reqnews.com/news/23072/dewan-pers-pelapor-najwa-kurang-kerjaan-kriminalisasi-karya-jurnalistik" title="Dewan Pers: Pelapor Najwa Kurang Kerjaan Kriminalisasi Karya Jurnalistik"> Najwa Shihab</a> ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2020. laporan itu pun langsung menuai pro dan kontra.
Salah satunya datang dari Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Jimly Asshiddiqie mengatakan, laporan terhadap Najwa Shihab bisa merusak kebebasan berpendapat.
&ldquo;Kalau kebiasaan begini dibiarkan, bisa rusak kehidupan berbangsa, kebebasan berpendapat, kerukunan bermasyarakat dan bahkan keadilan dihancurkan,&rdquo; kata Jimly melalui aun Twitter pribadinya, @JimlyAs, Selasa, 6 Oktober 2020.
Jimly mempertanyakan kepentingan hukum Relawan Jokowi Bersatu menyatakan diri sebagai refresentasi dari Presien Jokowi untuk melaporkan Najwa Shihab.
Jimly berharap ke depan, orang yang mengatasnamakan sikap pejabat untuk melaporkan orang lain ke polisi sebaiknya tidak dilayani.
Selain itu, kata Jimly, orang seperti itu sebaiknya dipidana untuk memberikan efek jera.
&ldquo;Apa kepentingan hukum orang begini untuk mengatasnamakan sikap pejabat? Kalau dilayani merusak hukum dan ke depan mesti dievaluasi agar yang begini bisa dipidana penjeraan,&rdquo; kata Jimly.
Najwa Shihab dilaporkan ke Polda Metro Jaya setelah mewawancarai &lsquo;bangku kosong&rsquo; yang seolah-olah Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dalam program Mata Najwa.
Menurut Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto, aksi Najwa Shihab wawancara &lsquo;kursi kosong&rsquo; itu merupakan tindakan cyber bullying.
Silvia menambahkan, pihaknya tergerak untuk melaporkan Najwa Shihab, karena Menteri Terawan adalah representasi Presiden Joko Widodo.
&nbsp;

Najwa Dilaporkan, Jimly Asshiddiqie Sebut Relawan Jokowi yang Harus Dipidana

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi