SURABAYA, REQnews - Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengecam aksi pencopotan atribut partai yang dilakukan oleh massa aksi menolak omnibus law UU Cipta Kerja di Surabaya. Peserta aksi mencopot sejumlah bendera PDIP di pinggir jalan dan meninggalkannya di tanah.
Hendrawan menegaskan hukum harus ditegakkan kepada oknum yang mencopot dan membuang bendera PDIP. Hendrawan pun menunggu laporan dari kader di Surabaya terkait aksi tersebut. "Kami mengecam perilaku yang mendegradasi keadaban politik. Kami tunggu laporan dari kader di lapangan. Namun, hukum publik harus ditegakkan," kata Hendrawan kepada wartawan, Kamis, 8 Oktober 2020.
Hendrawan menduga ada aktor di balik aksi-aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja. Dalang aksi itu disebutnya sengaja memutarbalikkan fakta dan memprovokasi masyarakat. "Memperkuat dugaan ada yang sedang bermain dalam 'perhelatan' ini. Informasi sengaja diputarbalikkan, didistorsi untuk menciptakan keonaran dan kebingungan. Ada dalang yang berusaha memancing ikan di air keruh," ujar Hendrawan.
"Masyarakat yang tidak atau belum paham dengan UU Ciptaker diprovokasi sedemikian rupa. Ada juga yang mengaku dibayar oleh orang-orang yang bergentayangan dengan identitas disamarkan. Dari perspektif humanisme, yang dikembangkan plot dan fitnah yang keji," tegasnya.
Sebelumnya, ribuan buruh dan mahasiswa yang akan menggelar aksi menolak omnibus law di Surabaya berdatangan dan berkumpul di titik awal Bundaran Waru. Dalam perjalanan menuju titik kumpul di Bundaran Waru, massa mencopoti dan mematahkan bambu bendera PDI Perjuangan yang terpasang di sepanjang Jalan Ahmad Yani dan frontage road. Puluhan bendera tersebut dibiarkan berserakan di pinggir jalan.

PDIP Kok Emosi Atribut Partai Dicabuti Pendemo?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi