JAKARTA, REQnews - Pasca penembakan salah satu anggotanya, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Panut Mulyono mengaku was-was. Ia pun berharap kepastian perlindungan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya Papua.&nbsp;
Dengan jaminan perlindungan serta keamanan yang kuat, kata dia, diharapkan TGPF dapat menemukan fakta-fakta yang komprehensif terkait kasus penembakan di Intan Jaya Papua. Adalah Bambang Purwoko, akademisi UGM yang menjadi salah satu korban penembakan kelompok tak dikenal.&nbsp;
"Tim gabungan pencari fakta itu harus dilindungi agar beliau-beliau itu bisa bekerja lebih tenang dan tidak khawatir, tidak was-was," kata Panut di Yogyakarta, Jumat 9 Oktober 2020.
"Sehingga nanti untuk pengambilan kesimpulan dan penentuan kebijakan juga dalam proses selanjutnya bisa lebih tepat sasaran," ujarnya lagi.&nbsp;
Apabila tidak ada jaminan perlindungan di lapangan, lanjutnya, dikhawatirkan membuat kerja pencarian fakta tidak berlangsung optimal.
Mengenai peristiwa penembakan itu, Panut mengaku sudah mendapatkan informasi. Bambang Purwoko yang tertembak di kaki kirinya, kata rektor, dalam kondisi sadar dan saat ini dirawat di Sugapa, Intan Jaya Papua.
Bambang, diakui Panut, memiliki dedikasi tinggi terhadap pembangunan di Papua. "Beliau orangnya kan sangat luar biasa dedikasinya dan Papua itu sudah seperti rumah sendiri," katanya.&nbsp;
Setelah peristiwa penembakan itu, Panut akan menanyakan kesanggupan Bambang untuk melanjutkan tugasnya di Papua. "Ya nanti tergantung beliau, kalau misalnya sudah bisa jalan dan mau terus ya kami pun tidak ada persoalan," katanya.
Meski demikian, ia menyatakan akan terus memonitor kondisi Bambang. Jika diminta, UGM juga sanggup memenuhi berbagai kebutuhan Bambang di sana. "Tim Gabungan Pencari Fakta kan ide pemerintah, sehingga pemerintah 'sembodo' (mampu) pasti mengurusi semuanya," katanya.&nbsp;

Anggotanya Ditembaki KKB Rektor UGM Yogyakarta Was-was dan Minta Ini ke Jokowi

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi