JAKARTA, REQnews - Irjen Napoleon&nbsp;Bonaparte akhirnya mengaku pernah bertemu Tommy Sumardi di ruangannya. Eks Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri ini menyebut pengusaha tersebut datang atas perintah Djoko Tjandra.&nbsp;
&ldquo;Dia itu rupanya diutus Djoko Tjandra untuk mengecek status&nbsp;red notice-nya, dan mengantarkan surat dari Anna Boentaran (istri Djoko Tjandra) ke kantor saya,&rdquo; kata Napoleon dalam tayangan wawancara eksklusif dengan jurnalis KompasTV, Aiman Witjaksono, Senin 23 November 2020.
Napoleon dan Tommy merupakan terdakwa kasus dugaan korupsi terkait penghapusan&nbsp;red notice&nbsp;atas nama Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra. Diakuinya, pertemuan dengan Tommy Sumardi bukanlah sebuah tindak pidana.
&ldquo;Mau 100 kali pun Tommy Sumardi ketemu saya di ruangan saya, itu bukan pelanggaran kode etik Polri apalagi pidana, yang paling penting krusial pertanyaannya adalah apakah saya menerima uangnya atau tidak,&rdquo; ujar Napoleon.
Dalam surat dakwaan, salah satu pertemuan keduanya terjadi di ruangan Napoleon, yakni pada 16 April 2020. Jaksa penuntut umum (JPU) mengatajan Tommy datang dengan membawa&nbsp;paper bag&nbsp;berwarna gelap atau merah tua menuju ruangan Napoleon di lantai 11 Gedung TNCC, Kompleks Mabes Polri.
Dalam surat dakwaan disebutkan Tommy beberapa kali mengunjungi Napoleon di ruangannya dan menyerahkan sejumlah uang. Uang yang disebutkan berada dalam kantong plastik putih atau&nbsp;paper bag&nbsp;warna putih.
Faktanya, Napoleon mengaku isi dari paper bag berwarna merah tersebut adalah berkas risalah sidang Djoko Tjandra dalam kasus korupsi hak tagih (cessie) Bank Bali. &ldquo;Isi&nbsp;paper bag&nbsp;merah itu bukan uang, yang bilang uang siapa? Ini harus dibuktikan, ini pembuktian salah satu di pengadilan,&rdquo; kata dia.
Atas tuduhan itu, jenderal bintang satu ini mengaku merasa sedih dituding menerima uang dalam kasus tersebut. &ldquo;Jadi saya sedih saja karena pernyataan-pernyataan publik, bahkan Bareskrim sendiri, dalam berkas perkaranya itu menyimpulkan &lsquo;menduga Napoleon menerima uang untuk menghapus&nbsp;red notice',&rdquo; kata Napoleon.
Dalam kasus ini,&nbsp;Djoko Tjandra didakwa menyuap dua jenderal polisi yakni Irjen Napoleon Bonaparte dan Brigjen (Pol) Prasetijo Utomo. Sedangkan Tommy Sumardi didakwa menjadi perantara suap dari Djoko Tjandra kepada dua jenderal polisi tersebut.
Irjen Napoleon didakwa menerima uang dari Djoko Tjandra sebesar 200.000 dollar Singapura dan 270.000 dollar Amerika Serikat atau Rp 6,1 miliar. JPU mendakwa Prasetijo menerima uang sebesar 150.000 dollar AS atau sekitar Rp 2,2 miliar dalam kasus tersebut.

Ketemu Tommy Sumardi, Irjen Napoleon Ungkap Isi Kantong Plastik dari Djoko Tjandra

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi