JAKARTA, REQnews - Pemilu serentak sudah selesai dilaksanakan. Namun banyak catatan yang harus dijadikan evaluasi jika pemilu 2024 tetap dilaksanakan secara serentak. Bahkan menurut mantan Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva, pemilu Indonesia itu pemilu paling rumit di dunia dan pemilu 2019 adalah proses pemilu yang paling rumit yang pernah kita selenggarakan. Pemilu serentak telah banyak memakan korban. 440 orang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dan 3.788 orang petugas KPPS yang sakit akibat pemilu serentak. Melihat fakta tersebut, sejumlah pihak mengajukan judicial review/uji materi Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pemilu (UU Pemilu) khususnya Pasal 167 ayat (3) dan Pasal 347. Permohonan telah diterima oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dengan nomor laporan No 1882/PAN.MK/V/2019. Para pemohon terdiri dari Srikandi Pemantau Pemilu, Pemantau Pemilu, dan masyarakat sipil. Pasal 167 ayat 3 berbunyi, “Pemungutan suara dilaksanakan secara serentak pada hari libur atau hari yang diliburkan secara nasional. Pasal 347 UU Pemilu “Pemungutan suara Pemilu diselenggarakan secara serentak.” Menurut kuasa hukum para pemohon, Viktor Tandiasa, kedua pasal tersebut, yakni pasal 167 ayat (3) dan pasal 347 harus diuji kembali karena telah banyak merugikan banyak pihak dan memakan banyak korban. “Yang kita uji itu soal ketentuan tentang pemilu serentak. Jadi pemilu serentak itu ditinjau kembali agar pelaksanaannya itu tidak dikunci hanya serentak,” Kata Viktor di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).(*thk)

Makan Korban Jiwa dan Ribet, Uji Materi Pasal Pemilu Serentak Segera

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi