Den Haag, REQNews.com -- Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengatakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perang melawan narkoba.
Fatou Bensouda, jaksa kepala ICC, mengatakan kejahatan itu termasuk pembunuhan, penyiksaan yang berakibat cedera fisik dan mental serius. Semua itu dilakukan antara 1 Juli 2016 sampai 6 Maret 2019.
Kantor Jaksa ICC memeriksa kasus perang melawan narkoba sejak 2018, dengan fokus pada tuduhan bahwa Presiden Duterte dan pejabat pemerintah lainnya secara aktif mempromosikan dan mendorong pembunuhan tersangka pengguna dan pengedar narkoba.
ICC juga memeriksa klaim Filipina bahwa serangan itu dilakukan penyerang tak dikenal. Sepanjang Duterte berkuasa, terjadi ribuan pembunuhan di luar hukum.
Duterte menjabat presiden Filipina sejak 2016. Saat kampanye dia menjanjikan perang tanpa henti melawan narkoba. Ia memenuhi janjinya, dan Filipina banjir darah pengedar narkoba.
"Saya akan membunuh lebih banyak jika hanya untuk menyingkirkan narkoba," kata Duterte saat itu.
ICC mencatat penegak hukum terlibat kematian 5.300 orang selama perang melawan narkoba. Di luar itu, terdapat ribuan pembunuhan oleh orang tak dikenal. Pembunuhan itu direncanakan, diarahkan, atau dikoordinasikan.
Kepolisian Filipina mengatakan 5.552 orang tewas dalam operasi antara Juni 2016 sampai 30 Desember 2019. Duterte dilantik Juni 2016.
Laporan sebelumnya, juga diterbitkan Kepolisian Filipina pada Juni 2019, menyebutkan korban tewas perang narkoba adalah 6.600. Tidak ada penjelasan mengapa jumlah korban direvisi.
Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan 27 ribu orang terbunuh pada pertengahan 2019, termasuk korban yang dibunuh orang-orang bersenjata tak dikenal. Beberapa korban adalah petugas polisi.
Selain polisi, selusin walikota, pejabat lokal, pengacara, dan hakim, juga menjadi sasaran pembunuhan. Ironisnya, perang melawan narkoba juga menyasar anak-anak di bawah umur.
Pemerintah Filipina menyebut korban itu sebagai kerusakan tambahan.

Bantai Bandar Narkoba, Presiden Filipina Rodirigo Duterte Dituduh Melakukan Kejahatan Kemanusiaan

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi