Riyadh, REQNews.com -- Almarhum Nunuk Nuraini, pencipta rasa Mie Goreng, pasti tidak pernah tahu betapa ciptaan sederhananya adalah warisan tak ternilai bagi keluarga di seluruh Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya.
Arab News melaporkan beberapa jam setelah kabar 'kepergian' Nunuk Nuraini beredar di keluarga Arab Saudi, banyak orang menyampaikan duka cita di media sosial.
"Saya masih belum lupa saat-saat Indomie cangkir menggila di sekolah," kata Sarah Al-Suqair, seorang pekerja rumah sakit.
Hampir semua siswa, lanjut Sarah, bersedia melakukan apa saja untuk menapatkan Indomie cangkir; membeli, menukar dengan mainan, pernak-pernik, video game, atau membantu kawan mengerjakan PR.
"Ketika guru melarang kegilaan ini, siswa tertantang mencari cara menikmati Indomie," kenang Sarah. "Salah satunya, menyelinap ke lab, membuat air mendidih untuk menyeduh mie."
Menurut Sarah, beberapa kawannya tertangkap tangan saat menggunakan pembakar Bunsen untuk memanaskan air. Ia juga terkena skor karena berusaha mengalihkan perhatian guru saat siswa lain mengendap-endap ke lab kimia.
 Keranjingan Resep Nuraini
Menurut Arab News, Indomie populer di Arab Saudi karena dibawa pekerja rumah tangga asal Indonesia. Pekerja rumah tangga, kebanyakan perempuan, membagikan mie instant itu ke majikan.
Bagi pekerja asal Indonesia, mie instant mengingatkan mereka pada rumah di kampung halaman. Bagi majikan, mie instan asal Indonesia adalah makanan menyenangkan.
Majikan akan selalu meminta mie instan kepada pekerja asal Indonesia. Itu terjadi berulang-ulang, sampai akhirnya rasa yang diciptakan Nunuk Nuraini sedemikian populer.
Namun, hanya ada satu mie instan favorit keluarga di Arab Saudi, yaitu Indomie.
Diluncurkan tahun 1972, Indomie kali pertama masuk ke Arab Saudi tahun 1986. Mie instan dalam berbagai kemasan selalu ada di koper pekerja Indonesia yang tiba di Arab Saudi.
Enam tahun kemudian, tiga pabrik mie instant berdiri di Arab Saudi. Pabrik terbesar berdiri di kawasan MENA, yang dapat memproduksi hingga dua juta bungkus per hari untuk memenuhi kebutuhan Jeddah saja.
 Budaya Pop
Sebagai merk, Indomie kian mapan di lingkungan budaya pop Arab Saudi. Bahkan, log mie instant itu menemukan jalan ke merchandie; kaos, peralatan dapur, pin, dan striker.
Meski berumur pendek, anak-anak Arab Saudi sempat keranjingan Indomie Dash -- game seluler yang muncul tahun 2013.
Tidak aneh ketika kabar Nunur Nuraini meninggal sampai ke telinga warga Arab Saudi, orang-orang berbondong-bondong ke media sosial; menyampaikan duka cita dan rasa hormat.
Ada yang menyampaikan duka dengan foto semangkuk mie instan. Lainnya, ini yang paling populer, adalah sepiring Mie Goreng.
Di Arab Saudi, Mie Goreng berbagai rasa; pedas, kari ayam, kaldu sapi, dan lainnya, dikonsumsi silih berganti oleh setiap individu.
Kini, Indomie merambah ke 80 negara dan bereksperimen dengan cita rasa lokal. Di Nigeria, misalnya, ada Indoneis rasa Jollof -- adaptasi rasa nasi Afrika Barat.
Koki asal Indonesia berkreasi dengan Indomie. Mereka memperkenalkan cara masak yang sedikit berbeda, memberi beberapa tambahan sebelum dihidangkan untuk membuat penikmatnya kian keranjingan.
Meski demikian resep dasar semua rasa tetap sama, dan itu ciptaan Nunuk Nuraini. Terima kasih kepada Nunuk Nuraini, yang membuat Indomie mendunia.

Dua Generasi Keranjingan Mie Goreng, Arab Saudi Berduka atas Kepergian Nunuk Nuraini

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi