Mandalay, REQNews.com -- Sepuluh etnis bersenjata penanda-tangan Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (NCA) sepakat tidak akan lagi berunding dengan Tatmadaw, julukan militer Myanmar, dan mendukung Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM).
"Kami mendukung protes publik terhadap kudeta militer dan kediktatoran militer," demikian pernyataan bersama sepuluh kelompok etnis bersenjata. "Kami akan mencari cara mendukung CDM."
Seluh pemberontak juga mengutuk tindakan keras terhadap pengunjuk rasa damai, dan menuntut pembebasan tanpa syarat mereka yang ditahan sejak 1 Februari 2021.
"Masa depan tampaknya akan lebih sulit. Kami harus berdiri bersama seluruh masyarakat," kata Letjen Yawd Serk, ketua Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan, dalam pertemuan online dengan sesama kelompok etnis pemberontak.
Pertemuan online juga diikuti Persatuan Nasional Karen dan Front Nasional Chin. Keduanya menyatakan akan bekerja sama dengan komunitas internasional dan kelompok etnis dalam dan luar negeri untuk membantu mengakhiri kediktatoran.
Dua hari sebelumnya, sepuluh kelompok menggelar diskusi dua hari. Seluruhnya adalah penandatangan NCA. Rincinya, delapan menandatangani NCA di era pemerintahan Thein Sein, dan dua lainnya di era pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Irrawaddy.com menyebut kelompok-kelompok etnis pemberontah adalah 'kartu' Cina untuk menekan siapa pun yang berkuasa di Myanmar. Beijing mengalirkan bantuan senjata kepada semua kelompok etnis bersenjata.
Tatmadaw tahu Cina mengontrol semua etnis bersenjata, terutama suku-suku yang di sepanjang perbatasan Myanmar-Cina.

10 Kelompok Etnis Pemberontak Bersenjata Dukung Gerakan Pembangkangan Sipil Myanmar

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi