JAKARTA, REQnews -&nbsp;Sekelompok peretas atau hacker yang diyakini merupakan suruhan pemerintah Cina, kedapatan oleh perusahaan intelijen dunia maya Cyfirma tengah menyerang sistem teknologi milik dua produsen pembuat vaksin Covid-19 di India.
Cyfirma mengatakan, peretas ini bernama APT10 atau dikenal seagai Stone Panda. Mereka telah menemukan celah dan kerentanan dalam struktur keamanan siber dua perusahaan India tersebut, yakni Bharat Biotech dan Serum Institute of India (SII).
"Motivasi sebenarnya disini sebenarnya adalah mengeksfiltrasi kekayaan intelektual dan mendapatkan keunggulan kompetitif atas perusahaan farmasi India," kata Kepala Eksekutif Cyfirma Kumar Ritesh, seperti dikutip dari&nbsp;Reuters, Senin 1 Maret 2021.
Rites berkata, APT10 mengincar SII yang dikenal sudah menjual vaksin AstraZeneca. Mereka masuk ke dalam sistem perangkat perusahaan, melalui celah yang sudah lama diidentifikasi.
Ritesh mengaku pihaknya belum mengetahui informasi secara detil terkait data vaksin apa yang mungkin diakses APT10 dari perusahaan-perusahaan India.
"Mereka membicarakan soal aplikasi web yang lemah, mereka juga membicarakan sistem manajemen konten (CMS) yang lemah. Ini sangat berbahaya," ujarnya.
Kementerian luar negeri Cina belum memberi tanggapan atas tudingan itu. SII dan Bharat Biotech juga menolak berkomentar. Otoritas India yang telah menerima laporan itu juga belum memberikan bersuara.
Pada tahun 2018, Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah mengatakan bahwa APT10 terkait dengan Kementerian Keamanan Cina.
Sedangkan Microsoft mengatakan telah mendeteksi serangan dunia maya dari Rusia dan Korea Utara yang menargetkan perusahaan vaksin Covid-19 di India, Kanada, Prancis, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, pada november 2020. Bahkan, peretas Korea Utara juga mencoba membobol sistem pembuat obat Inggris AstraZeneca.

Diam-diam, Cina Utus Hacker untuk Curi Teknologi Vaksin India

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi