JAKARTA, REQnews - Nasabah Indosurya mendatangi Bareskrim Polri untuk menindaklanjuti pelaporan yang menyeret nama Henry Surya, selaku salah satu pemegang saham.
Mereka meminta agar pihak Indosurya memenuhi kewajibannya dan segera dibayarkan. Mengingat hasil keputusan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) lalu yaitu sebesar 25% yang harus dibayarkan.
"Tapi di situ tidak ada 25%, 0,1%. Misalnya hutang Rp2 M mereka cuma dibayar Rp1 juta, menurut saya tidak manusiawi," ujar Yudhistira Raditya Soesatyo, selaku kuasa hukum nasabah di Gedung Bareskrim Polri, Rabu 10 Maret 2021.
Ia mengatakan bahwa kliennya sudah beberapa bulan tidak dibayar dan merasa terzolimi. "Kami hanya menuntut hak yang seharusnya menjadi hak nasabah dan saya melakukan ini atas dasar kemanusiaan. Itu adalah hak orang-orang yang terzolimi," katanya.
Dari kerugian sebesar Rp14 Triliun, kata Yudhistira, seharusnya pihak Indosurya bisa membayar. Karena, dalam banyak bukti mereka bisa membuka belasan kantor cabang.&nbsp;
"Mereka ada yang membuka kantor cabang, belasan kantor cabang, jam mewah istrinya, bermewah-mewah istrinya. Ketika harus membayar nasabah tidak bisa memenuhi kewajibannya," sambungnya.
Ia pun mengaku bahwa mendapatkan kuasa dari beberapa nasabah yang mengeluh kepadanya. "Saya mendapatkan kuasa dari beberapa klien yang meminta tolong kepada saya. Ada yang curhat ke saya, masalah rumah tangganya sampai internalnya berantakan gara-gara Indosurya," kata kuasa hukum yang juga anak dari Bambang Soesatyo itu.
Sementara itu, salah seorang nasabah bernama Fifi Susanti mengaku telah dirugikan sebanyak Rp3,8 Miliar. Namun Fifi mengaku bahwa setelah keputusan pengadilan, ia belum dibayar hingga sekarang.
"Kami sebagai nasabah Indosurya menutut hak kami, saya meminta keadilan pada kapolri yang terbaru," ujar Fifi di Gedung Bareskrim Polri.
Hal itu ia lakukan karena mengingat kondisi suaminya yang sedang sakit parah. "Dengan kondisi liver, dengan sirosis hati saya sudah sampaikan ke pihak Indosurya, bahwa kondisi suami yang sedang sakit tidak bisa menunggu, tapi tidak dipedulikan sampai sekarang," sambungnya.
Fifi mengatakan hasil perdamaian yang dilakukan, dari nominal Rp3,8 Miliar tersebut, akan dibayar pada bulan Juni 2021 dan diangsur selama 5 tahun ke depan.&nbsp;
"Tapi mengingat yang sekarang sedang berjalan, cicilannya hanya dibayar dengan nominal 0,11% saja. Untuk orang sakit mana bisa buat mengcover biaya rumah sakit, untuk obat-obatannya saja sudah nggak sanggup kita," jelasnya.
Untuk itu, ia pun meminta keadilan yang seadil-adilnya. Termasuk untuk para nasabah Indosurya yang mengalami kerugian sebesar Rp14 Triliun.
Yudhistira selaku kuasa hukum mengatakan bahwa sebelumnya kliennya sudah melaporkan Henry Surya selaku salah satu pemegang saham Indosurya ke Bareskrim Polri pada Senin 8 Maret 2021.
"Tapi tidak ada, belum ada jawaban dari Bareskrim dan tersangka juga tidak, dan tidak di follow-up lagi. Makanya saya di sini memfollowup agar Indosurya bertanggungjawab memenuhi kewajibannya," katanya.

Hutang Nasabah Rp14 Triliun Belum Dibayarkan, Indosurya Dilaporkan ke Kepolisian

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi