JAKARTA, REQnews - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menilai, vonis 3,5 tahun bui untuk Brigjen Prasetijo terlalu ringan.
Menurutnya, putusan terhadap Prasetijo terlalu ringan karena posisi dan jabatannya sebagai penegak hukum. Sementara Pinangki yaang juga sebagai penegak hukum, dijatuhkan vonis 10 tahun penjar.
Pinangki dinyatakan hakim terbukti menguasai suap USD 450 ribu dari Djoko Tjandra untuk mengurus fatwa Mahkamah Agung (MA), dan melakukan TPPU, serta melakukan permufakatan jahat.
Vonis terhadap mantan Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri tersebut dijatuhkan usai terbukti melakukan tindak pidana korupsi berkaitan red notice Djoko Tjandra.
"Tapi apapun ya menghormati keputusan pengadilan karena apapun proses-proses Ini istilahnya kan berlaku asas res judikata (putusan hakim harus dianggap benar)," kata Boyamin, Kamis, 11 Maret 2021.
Di sisi lain, Boyamin menyayangkan justice collaborator yang diajukan Prasetijo justru ditolak hakim. Alasan hakim menolak permohonan Prasetijo karena Prasetijo salah satu pelaku utama sehingga tidak memenuhi kriteria justice collaborator. Dia juga terbukti menerima uang USD 100 ribu.
"Sebenarnya saya berharap dengan Prasetijo mengajukan justice collaborator itu ada (dalang utama) yang diungkap yang lebih besar kan seharusnya kan begitu persyaratannya, tetapi karena hakim melihatnya tidak ada ya makanya ditolak. Saya berharap Prasetijo untuk membuka yang lebih besar kalau dia berkeinginan menjadi justice collaborator," jelasnya.
&nbsp;

Vonis Brigjen Prasetijo Dianggap Terlalu Ringan, MAKI Bandingkan dengan Vonis Pinangki

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi