JAKARTA, REQnews -&nbsp;Sudah bukan rahasia lagi segala hal dapat dikorupsi di negeri ini. Mulai dari korupsi daging sapi, Alquran, korupsi dana desa, bansos dan kini ada korupsi nasi kotak.
Dia adalah mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Kota Batam, Asril (54) terbukti&nbsp;korupsi anggaran konsumsi nasi kotak hingga kudapan (snack) mencapai lebih dari Rp 1 miliar. Bahkan, palu majelis hakim&nbsp;Pengadilan Tinggi&nbsp;(PT)&nbsp;Pekanbaru&nbsp;tanpa ampun memperberat hukuman Asril dari 6 tahun yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Tanjungpinang, menjadi 10 tahun penjara.&nbsp;
Kronologi&nbsp;
Saat itu Asril menjabat sebagai Sekwan DPRD Kota Batam, dan terdapat alokasi anggaran nasi kotak dan kudapan pimpinan DPRD Kota Batam dari tahun 2017-2019.&nbsp;Asril awalnya memanggil anak buahnya pada Februari 2017.
Dalam dakwaan jaksa diuraikan kronologi pemufakatan jahat itu.&nbsp;Patgulipat Asril terungkap dalam putusan PT&nbsp;Pekanbaru&nbsp;yang dikutip&nbsp;REQnews.com pada&nbsp;Kamis 18 Maret 2021. Dalam dakwaan jaksa diuraikan ketika Asril melakukan serangkaian perbuatan jahat itu.
Terungkap, bahwa anggaran tersebut tidak dilaksanakan tetapi dilaporkan telah dilaksanakan sehingga menjadi anggaran fiktif. Asril membuat kontrak fiktif dengan pihak ketiga agar seolah-olah ada pos pengeluaran yang memperkuat laporan tersebut terlihat benar adanya.&nbsp;
Bermula saat Asril memanggil anak buahnya pada Februari 2017.
"Untuk kegiatan Belanja Konsumsi Audiensi Ketua DPRD, Belanja Konsumsi Rapat Pimpinan DPRD dengan Masyarakat, Belanja Konsumsi Audiensi Wakil Ketua DPRD dan Belanja Konsumsi Pertemuan Dengan Media untuk Tahun Anggaran 2017 agar tidak dilaksanakan, karena uang kegiatan tersebut untuk dana saving," ucap Asril.
"Saya tidak sanggup untuk menjadi PPTK," ucap anak buah Asril.
"Sudah jalani saja" kata Asril.&nbsp;
"Bagaimana Pak mencairkan kegiatan belanja konsumsi pimpinan&nbsp;DPRD&nbsp;sedangkan kegiatan tersebut tidak dilaksanakan," tanya anak buahnya.
"Sudah pandai-pandai awaklah, cari perusahaan yang bisa diajak kerjasama dan kita bayar feenya saja," jawab Asril.
Setelah itu, anak buahnya mencari 4 katering dan dibuat kontrak fiktif. Lalu Sekwan mentransfer dana ke 4 perusahaan tersebut dan ditarik lagi 96 persen. Adapun 4 persen untuk fee kepada 4 perusahaan katering itu.
Adapun administrasi pembayaran dibuat secara fiktif pula sehingga seolah-olah anggaran nasi kotak dan kudapan terlaksana. Padahal semuanya&nbsp;palsu.
Tahun 2017, niat busuk Asril tidak tercium sehingga ia melanjutkan niat jahatnya&nbsp;lagi di tahun anggaran 2018 dan 2019.
Namun, sepandai-pandainya menyimpan bangkai akan tercium juga. Modus kejahatan Asril pun berhasil terendus kejaksaan sehingga Asril harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di meja hijau.
Daftar Anggaran yang Dimanipulasi
1. Paket belanja konsumsi kudapan (snack) VIP Audiensi Ketua DPRD Kota Batam dengan batas pengeluaran tertinggi (pagu) sebesar Rp 45 juta
2. Paket belanja konsumsi nasi kotak Audiensi Ketua DPRD Kota Batam sebesar Rp 72 juta
3. Paket belanja konsumsi nasi kotak pertemuan pimpinan DPRD dengan Masyarakat sebesar Rp 128 juta
4. Paket belanja kudapan pertemuan pimpinan DPRD dengan Masyarakat sebesar Rp48 juta
5. Paket belanja konsumsi kudapan VIP Audiensi Wakil Ketua DPRD Kota Batam dengan pagu sebesar Rp 72 juta
6. Paket belanja konsumsi nasi kotak Audiensi Ketua DPRD Kota Batam sebesar Rp 115,2 juta
7. Paket belanja konsumsi kudapan VIP pertemuan dnegan media sebesar Rp 45 juta
8. Paket belanja konsumsi nasi kotak pertemuan dengan media sebesar Rp 72 juta
&nbsp;
Vonis 10 Tahun Penjara
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri (PN) Tanjungpinang pada 8 Januari 2021 menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Asril S.Sos dengan pidana penjara selama 6 (enam) tahun penjara denda sebesar Rp 200.000.000,-.
Tidak hanya itu, Asril juga dihukum untuk membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 1.995.360.160.
Sama-sama tidak terima dengan keputusan hakim PN Tanjungpinang baik jaksa dan Arsil mengajukan banding.&nbsp;
Jaksa berharap Asril dihukum 8 tahun penjara. Sedangkan Arsil&nbsp;berharap vonis terhadap dirinya diringankan.
Majelis hakim pun memutuskan:
"Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) tahun dan denda sebesar Rp 500 juta dan apabila tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 bulan,"&nbsp;ucap&nbsp;Asli Ginting&nbsp;ketua majelis tinggi.
Asril juga dihukum membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 1.995.360.160.
&nbsp;

Duh Malunya! Begini Cara Asril Korupsi Nasi Kotak di Pemkot Batam

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi