JAKARTA, REQnews - Perusahaan ritel besar dunia, Nike dan H&amp;M menghadapi reaksi keras dari Cina hingga ancaman pemboikotan.
Reaksi itu muncul setelah kedua perusahaan tersebut menuduh produksi kapas Xinjiang merupakan hasil kerja paksa dari Muslim Uighur.
Tidak hanya warga Cina yang menyerukan pemboikotan. Bahkan sejumlah selebriti ikut memutuskan hubungan dan&nbsp;platform e-commerce telah membatalkan produk H&amp;M.
Sebelumnya, beberapa negara Barat menjatuhkan sanksi pada Cina minggu ini. Mereka dituduh melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang serius terhadap minoritas Muslim Uighur di wilayah otonom Xinjiang.&nbsp;
Adapun sanksi, termasuk larangan perjalanan dan pembekuan aset, menargetkan pejabat senior di wilayah barat laut.
Pada bulan Desember, BBC sudah menerbitkan penyelidikan berdasarkan penelitian baru yang menunjukkan bahwa Cina memaksa ratusan ribu minoritas termasuk orang Uighur menjadi pekerja kasar di ladang kapas Xinjiang.
Sebenarnya, tuduhan itu dibuat oleh dua perusahaan tersebut tahun lalu,&nbsp;namun baru muncul kembali dalam beberapa hari terakhir setelah pengumuman sanksi Barat.
Dalam pernyataan terpisah, H&amp;M dan Nike mengaku&nbsp;"prihatin" dengan laporan bahwa orang Uighur dipaksa untuk memetik kapas di Xinjiang. Mereka bahkan menegaskan tidak mengambil produk dari wilayah tersebut.
Tetapi kehebohan terbaru tampaknya dipicu setelah postingan media sosial baru-baru ini oleh Liga Pemuda Komunis, sebuah kelompok Partai Komunis Tiongkok.
"Menyebarkan rumor untuk memboikot kapas Xinjiang, sementara juga ingin menghasilkan uang di China? Angan-angan!" katanya di platform mikroblogging Weibo, Rabu&nbsp;24 Maret 2021.
Outlet media pemerintah sejak itu meluncurkan kampanye yang membela kapas Xinjiang dan mengkritik&nbsp;Nike dan H&amp;M.
Pengakuan Petani Uighur
Media pemerintah Cina CGTN membagikan video di Weibo yang mengklaim realitas yang terjadi di tempat pemetikan kapas di Xinjiang.
Pada video, seorang petani Uighur mengaku bahwa mereka berjuang dan bekerja disana karena gajinya tinggi.
Lembaga penyiaran negara CCTV mengatakan bahwa H&amp;M (Hennes &amp; Mauritz) - sebuah perusahaan multinasional dengan markas besar di Swedia - telah "salah perhitungan" dalam mencoba menjadi "pahlawan yang benar", dan bahwa "harus membayar harga yang mahal untuk tindakan yang salah".
H&amp;M Cina belum menanggapi pertanyaan dari BBC, tetapi perusahaan tersebut memposting pernyataan di Weibo pada hari Rabu yang mengatakan bahwa mereka "menghormati konsumen China seperti biasa" dan bahwa "tidak mewakili posisi politik apa pun".
Pada Rabu malam, setidaknya tiga platform e-commerce utama Cina - Pinduoduo, JD.com dan Tmall - telah menarik produk H&amp;M dari penjualan, kata laporan.
Berbagai selebriti seperti Wang Yibo, Huang Xuan dan Victoria Song merilis pernyataan bahwa mereka memutuskan hubungan dengan merek tersebut, dengan satu catatan bahwa "kepentingan negara di atas segalanya".
Media sosial telah menyaksikan gelombang reaksi yang sangat besar terhadap kedua perusahaan, dengan banyak seruan agar orang-orang memboikot produk mereka. Tagar "Saya mendukung kapas Xinjiang" kini menjadi topik trending teratas di Weibo dengan lebih dari 1,8 miliar tampilan.
H&amp;M memiliki hubungan panjang dengan Cina, yang penting bagi kedua belah pihak. Cina adalah salah satu sumber pasokan utama H&amp;M dan juga merupakan pasar yang besar.
Tetapi menyebut China tentang apa yang dianggapnya sebagai masalah domestik inti adalah sesuatu yang tidak disukai Beijing. Tanya saja Korea Selatan atau Filipina, yang rantai toko dan ekspor buahnya menderita setelah pertengkaran diplomatik.
China suka menggunakan kekuatan perdagangan dan nasionalisme ritelnya untuk menekan pemerintah dan perusahaan multinasional - keduanya pada saat yang sama lebih disukai - untuk tetap diam tentang pelanggarannya.
Waktu untuk reaksi "akar rumput" yang tiba-tiba ini, yang dipimpin oleh selebritas yang dengan senang hati menerima uang H&amp;M dengan imbalan dukungan, tergantung pada gelombang sanksi terkoordinasi yang diberlakukan oleh Inggris, AS, dan UE dalam beberapa hari terakhir - Didukung oleh Swedia antara lain.
Apa itu Xinjiang dan siapa orang Uighur?
Xinjiang, wilayah terbesar Cina, menghasilkan sekitar seperlima dari kapas dunia. Daerah otonom secara teori, pada kenyataannya menghadapi pembatasan yang hanya meningkat dalam beberapa tahun terakhir Jutaan orang Uighur Cina, minoritas Muslim yang menganggap dirinya dekat secara budaya dan etnis dengan negara-negara Asia Tengah, tinggal di Xinjiang Dalam beberapa dekade terakhir, migrasi massal orang Tionghoa Han (mayoritas etnis Tiongkok) ke Xinjiang telah memicu ketegangan dengan orang Uighur yang pada titik-titik berkobar menjadi kekerasan mematikan.
Hal ini mengakibatkan tindakan keras keamanan besar-besaran dan program pengawasan negara yang ekstensif, yang menurut para kritikus melanggar hak asasi manusia Uighur. Cina mengatakan tindakan seperti itu diperlukan untuk memerangi separatisme dan terorisme Orang Uighur telah ditahan di kamp-kamp di mana tuduhan penyiksaan, kerja paksa dan pelecehan seksual telah muncul. Cina membantah klaim tersebut dengan mengatakan kamp-kamp itu adalah fasilitas "pendidikan ulang" yang bertujuan untuk mengangkat warga Uighur keluar dari kemiskinan.&nbsp;

Nike-H&M Terancam Diboikot di Cina! Kapas Xinjiang Hasil Kerja Paksa Muslim Uighur Penyebabnya

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi